Seorang wanita berusia 66 tahun di Thailand digigit ular berbisa pit Malaya (ular berbisa asli Asia Tenggara) ketika ia berumur 14 tahun.
Gigitan ular tersebut berefek 50 tahun kemudian. Lebih dari 50 tahun setelah digigit oleh ular berbisa, tumbuh gumpalan besar di kakinya.
Memang gumpalan akibat gigitan ular itu sudah terlihat 10 tahun sebelumnya, dan dengan sinar-X terlihat seperti rongga besar yang terbungkus keras, selaput pengapuran, yang menyerupai kulit telur.
Dan ini akhirnya tumbuh begitu besar hingga menembus kulit kaki wanita itu.
Dokter melakukan pembedahan gumpalan akibat gigitan ular itu, dan luka benar-benar sembuh satu bulan setelah operasi. Demikian tulis mereka dalam laporan di Journal of Medical Case Reports.
Gumpalan seperti itu jarang sekali dilaporkan setelah terjadinya gigitan ular, tetapi ini terlihat seperti jenis lain dari luka trauma pada otot. Gumpalan pengapuran dapat terbentuk dari jaringan otot yang mulai mati setelah cedera menghancurkan atau mengganggu pasokan darah. Ini biasanya terjadi di tungkai bawah, jelas Dr. Darren Fitzpatrick, asisten profesor radiologi di Mount Sinai Medical Center di New York, yang tak terlibat dalam kasus wanita ini.
Yang kemudian terjadi biasanya ketika diraba terasa gumpalan keras yang bisa diperiksa dengan menggunakan sinar-X atau scan MRI.
“Orang terkadang mengira itu tumor, tetapi biasanya, gambaran dari sinar-X bisa membantu diagnosis,” jelas Fitzpatrick seperti dikutip Livescience.
Dalam kasus pasien ini, dokter menduga, akibat gigitan ular, wanita itu telah mengembangkan suatu kondisi yang disebut sindrom kompartemen, yang mengacu pada bagian otot yang bekerja bersama-sama dengan saraf dan pembuluh darah. Yang oleh jaringan yang kuat disebut fascia, tidak bisa meregang dengan mudah.
Sindrom kompartemen biasanya terjadi di bawah lutut. Kita memiliki kelompok besar otot di bagian tersebut, dan mereka berada dalam semacam kompartemen yang ketat.
Jika otot mulai membengkak karena trauma atau cedera, mereka bisa kehabisan ruang, dan itu bisa mengakibakan aliran darah mampat. Inilah alasan yang sangat masuk akal mengapa bisa terjadi efek gigitan ular berefek 50 tahun kemudian.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR