Badan Geologi Bandung meningkatkan status Gunung Api Ambang dari Normal (level I) menjadi status Waspada (level II).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boltim, Adjibsarjana Hasan Jan mengaku telah menerima surat pemberitahuan dari Badan Geologi yang berlokasi di Bandung terkait peningkatan status Gunung Ambang yang berada di kawasan Modayag tersebut. Dalam surat bernomor 194/45/BGL.V/2014 menyatakan gunung yang mempunyai ketinggian 1.689 meter di atas laut ini ditingkatkan statusnya dari Normal menjadi Waspada.
"Gunung Ambang tadi (kemarin) pada pukul 10.00 sudah ditingkatkan statusnya ke Waspada," terang Ajib, Kamis (3/7).
Hal ini disebabkan adanya peningkatan aktivitas Gunung Ambang dengan terjadi gempa vulkanik A. "Gempa vulkanik A, terjadi sekitar 20 hingga 30 kali terakhir yang terjadi sejak semalam," bebernya.
Implikasi dari Gunung Ambang berstatus Waspada, pihaknya mengimbau kepada masyarakat agar waspada dan tidak beraktivitas di radius 1,5 kilometer dari kawah gunung api.
"Ini atas pantauan pos pengamatan Gunung Ambang di Purworejo. Kami meminta agar masyarakat tak beraktivitas di radius 1,5 kilometer termasuk para pendaki," imbaunya.
Dia meminta masyarakat untuk tak resah atas peningkatan status gunung tersebut yang baru. Pihaknya pun baru sekadar memberikan imbauan kepada masyarakat.
"Gunung Ambang, adalah gunung api tipe A seperti Gunung Soputan, Lokon dan Karangetan. Mereka satu grup, gunung yang sangat aktif. Berbeda dengan Gunung Sinabung," terangnya.
Dia mengungkapkan sesuai catatan sejarah di Pemerintah Belanda, Gunung Ambang diperkirakan pernah meletus medio tahun 1600.
"Gunung yang meletus 1600 adalah tipe A, sedangkan gunung yang meletus di bawah adalah tipe B seperti Gunung Sinabung," tuturnya.
Dia menambahkan jika nanti status ditingkatkan menjadi Siaga dan Awas maka radius larangan beraktivitas akan diperluas. "Setelah status Waspada, masih ada status Siaga dan Awas. Jadi masyarakat jangan panik," kata dia.
Mengintip Inisiatif 'Blue Carbon' Terbesar di Dunia dari Negara Termiskin di Asia
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR