Ukraina menuduh pemberontak pro-Rusia berupaya merusak bukti-bukti dari 'kejahatan internasional' di lokasi kecelakaan pesawat Malaysia Airlines.
Pemerintah mengatakan pemberontak yang mendapat dukungan Rusia juga mencegah perwakilan internasional dan para ahlinya untuk memulai penyelidikan.
Pesawat Malaysia Airlines MH17 diyakini jatuh karena ditembak rudal darat ke udara Klikdi kawasan yang dikuasai pemberontak, Kamis 17 Juli.
Semua 298 penumpang dan awak pesawat tewas.
Boieng 777 itu sedang dalam perjalanan dari Amsterdam ke Kuala Lumpur dan jatuh antara wilayah Krasni Luch di Luhansk dan Shakhtarsk, Donetsk.
Dalam pernyatannya, pemerintah Ukraina mengatakan 'teroris' membawa 38 jenazah ke sebuah ruang jenazah di Donetsk yang dikuiasai pemberontak.
Ditambahkan bahwa pemberontak berupaya memindahkan puing-puing pesawat ke Rusia.
Tekanan Rusia
Masyarakat dunia, tambah Ukraina, harus menekan Rusia untuk memutus dukungan kepada pemberontak untuk memungkinkan pihak berwenang Ukraina dan para ahli internasional melakukan penyelidikan.
Sementara Moskow menuduh balik dunia Barat dengan menuduh melancarkan perang informasi melawan mereka.
Kementerian Pertahanan Rusia menantang Ukraina untuk memberikan rincian tentang yang dilakukan oleh sistem pertahanan rudalnya pada saat kecelakaan.
Baik Ukraina dan pemberontak saling menuduh satu sama lain yang melakukan penembakan.
Data dari Malaysia Airlines menyebutkan MH17 membawa 192 warga Belanda—termasuk seorang yang memiliki kewarganegaraan ganda Amerika Serikat—44 Malaysia—termasuk 15 awak—12 orang Indonesia dan 10 warga Inggris dengan dua diantaranya berkebangsaan ganda Afrika Selatan.
Penumpang lainnya berupa empat warga Jerman, empat Belgia, tiga Filipina dan masing-masing satu dari Kanada dan Selandia Baru.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR