Telah ditemukan cara untuk membuat pil antioksidan berbahan natural yang dapat mencegah tipe-tipe kerusakan tertentu pada sel, termasuk kanker. Namun, para peneliti menunjukkan sebuah studi bahwa suplemen antioksidan ini tidak menunjukkan penurunan pada bahaya kanker, bahkan dapat meningkatkannya.
Peneliti menganalisis studi-studi yang telah lama dilakukan terhadap antioksidan dan kanker, memastikan mengapa antioksidan ini tidak menurunkan risiko kanker. Para ahli menyarankan, sebaiknya semua orang tetap mengonsumsi makanan sehat seperti buah-buahan dan sayuran, dan berhati-hati dalam mengambil suplemen diet antioksidan.
Studi awal menunjukkan bahwa peningkatan konsumsi antioksidan dapat melawan efek merusak dari molekul yang disebut "spesies oksigen reaktif" (SOR). Hasil penelitian ini mengatakan, ROS dapat merusak sel dan menimbulkan kanker, dan antioksidan dapat membatalkan proses. Meskipun beberapa penelitian praklinis awal mendukung konsep antioksidan dapat membantu memerangi kanker, antioksidan diet selalu gagal mengurangi insiden karsinoma (tumor yang menimbulkan kanker) dalam prospektif uji klinis pada manusia. Sebaliknya, beberapa studi bahkan menyarankan efek berbahaya dari antioksidan pada orang beresiko terkena kanker.
Dalam sebuah studi yang dilakukan Alpha-tokoferol, Beta-Carotene Cancer Prevention (ATBC) Trial oleh US National Cancer Institute of Public Health Finlandia (antara tahun 1985 dan 1993), peneliti menemukan bahwa perokok laki-laki yang mengambil suplemen 20 miligram beta-karoten (antioksidan) setiap hari selama 5-8 tahun memiliki 18% peningkatan kanker paru-paru, dan angka kematian meningkat 8% dibandingkan dengan perokok laki-laki yang tidak mengambil suplemen.
Dan studi lain yang diterbitkan tahun 2005 dalam The Journal of American Medical Association, menunjukkan bahwa mengonsumsi vitamin E, antioksidan, tidak membantu mencegah kanker pada pasien yang mengidap penyakit pembuluh darah atau diabetes. Selain itu, pasien yang mengambil vitamin memiliki risiko yang lebih tinggi gagal jantung selama periode tujuh tahun dibandingkan dengan pasien yang mengambil plasebo.
Studi baru ini menunjukkan, "antioksidan tidak berada di lokasi yang tepat untuk memerangi sel-sel kanker. Oleh karena itulah kerusakan sel tidak dapat dihindari," kata Dr David Tuveson, profesor di laboratorium Cold Spring Harbor. Atau, bisa juga antioksidan ini bertemu dengan sel kanker, tapi justru membuat sel kanker semakin kuat dan menstimulasi pertumbuhannya.
Oleh karena itu, suplemen antioksidan bukanlah penyembuh utama dalam hal kanker. Para peneliti tetap menyarankan semua orang untuk makan sehat dan berhati-hati jika ingin mengonsumsi suplemen.
Mitologi Dayak Kalimantan: Orangutan Sebagai Spesies Istimewa Bagi Masyarakat Adat
Penulis | : | |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR