Australia mensahkan proyek tambang batu bara senilai US$15,5 miliar atau sekitar 170 triliun rupiah walau ada kekhawatiran tentang dampaknya terhadap kerusakan lingkungan.
Proyek Carmichal di Queensland itu akan menjadi salah satu tambang batu bara terbesar di dunia lengkap dengan jalur kereta api untuk pengangkutannya.
Perusahaan tambang asal India, Adani, sudah mendapat persetujuan membanhgun pelabuhan yang baru di Abbott Point, Queensland.
Namun proyek itu memicu kritik karena akan menggunakan cadangan air di sana dan diperkirakan akan berdampak secara tidak langsung ke kawasan karang laut terkenal dunia, Great Barrier Reef.
Diperkirakan kebutuhan akan air mencapai 12 miliar liter setiap tahun, yang akan menguras cadangan air tanah di Galilee Basin, lokasi proyek (Baca juga UNESCO Tolak Permohonan Australia Cabut Status Warisan Dunia)
Keputusan untuk mengesahkan proyek Carmichael—yang akan menggali dan membawa 60 juta ton batu bara setiap tahunnya untuk ekspor yang sebagian besar ke India—diumumkan Senin 28 Juli.
Proyek Carmichael akan melibatkan tambang bawah tanah dengan batu bara galian dibawa ke pelabuhan di Abbott Point (Baca juga UNESCO Ancam Australia Tentang Great Barrier Reef)
Menteri Lingkungan Australia, Greg Hunt, mengatakan dasar dari disahkannya proyek tersebut adalah telah dipenuhinya 36 persyaratan ketat yang difokuskan pada perlindungan air tanah.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR