Sejak tragedi Malaysia Airlines MH370 serta MH17, reputasi industri penerbangan Malaysia anjlok. Namun, Malaysia tetap punya hasrat untuk bangkit.
Untuk berupaya menyelamatkan reputasi, pemerintah Malaysia merilis proyek kawasan kedirgantaraan terpadu, The Asia Aerospace City.
Proyek The Asia Aerospace City yang berlokasi di Subang, Malaysia ini dirancang sebagai pusat kedirgantaraan Asia. Kawasan terpadu ini akan mencakup sejumlah fasilitas raksasa untuk kepentingan akademik dan industri penerbangan.
Malaysia akan menggandeng Airbus dalam mengelola kawasan kedirgantaan terpadu ini. Keduanya bertujuan menghasilkan sumber daya manusia terampil di sektor penerbangan, dan klaster industri penerbangan mutakhir.
Direktur Eksekutif MARA Aerotech, Zulkifri Osman, mengatakan, banyak pemain industri kedirgantaraan ingin datang dan mengembangkan bisnis mereka di Asia, dan Malaysia merupakan lokasi tepat yang dapat menjawab solusi itu.
"Kita tahu ada kesenjangan kompetensi antara bakat yang kita miliki di Malaysia dan tingkat kompetensi yang dibutuhkan oleh pemain industri jadi kita mencari dan berusaha untuk mengatasi kesenjangan kompetensi tersebut," ujar Osman.
The Asia Aerospace City terhubung dengan kota-kota di sekitarnya seperti Kuala Lumpur melalui jaringan stasiun kereta listrik. Jaringan transportasi berbasis rel ini melayani rute menuju terminal penerbangan regional dan domestik.
Proyek ini akan memberikan Malaysia kuota menguntungkan dari industri kedirgantaraan. Mereka mengharapkan kawasan terpadu ini akan menghasilkan setidaknya 5.000 pekerjaan teknik dan pendapatan lebih dari Rp6,5 triliun pada saat beroperasi tahun 2020 mendatang.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR