Seperti tahun tahun lalu, upacara Yadnya Kasada diperingati oleh masyarakat Tengger yang beragama Hindu di Probolinggo, Jawa Timur. Acara ini dihadiri ribuan masyarakat Tengger yang meyakini di kawah gunung Bromo bermukim Sanghyang Widi, dimana anak raja Majapahit bernama Roro Anteng dan suaminya bernama Joko Seger telah mengorbankan dirinya masuk ke kawah agar bencana tidak melanda desa-desa sekitar gunung Bromo.
Upacara ini diselenggarakan setiap tahun pada hari ke 14 pada bulan Kesada dalam penanggalan tradisonal masyarakat Tengger, dimana cahaya bulan akan memancar penuh.
Gunung Bromo yang mempunyai lautan pasir dan kawahnya menjadi pusat acara ini. Sehari sebelum puncak acara masyarakat akan mengambil air suci dari tetesan yang merembes di batu-batu pada sebuah gua di gunung Widodaren. Air ini akan didoakan oleh seorang dukun yang akan dipakai untuk perlengkapan upacara menjelang Kesada.
Pada hari Kasada dini hari masyarakat akan berkumpul di Pura Ponten yang letaknya di tengah lautan pasir untuk melakukan doa, kemudian dilanjutkan berjalan menuju Gunung Bromo dengan membawa ubarampe untuk dibuang di kawahnya.
Beberapa masyarakat juga membawa barang-barang seperti sayuran, buah-buahan, ayam, uang, bahkan kambing untuk dibuang ke kawah juga. Mereka meyakini dengan membuang barang-barang tersebut sebagai korban agar kehidupannya menjadi baik, seperti yang pernah dilakukan Roro Anteng dan Joko Seger.
Tahun ini, fotografer National Geographic Indonesia, Dwi Oblo larut bersama masyarakat Tengger dalam Upacara Yadnya Kasada.
Simak foto-fotonya dari kawah maha besar Bromo di bawah ini.
Penulis | : | |
Editor | : | Prana Prayudha |
KOMENTAR