Di Tanah Air, nama Dalton Tanonaka lekat sebagai presenter sebuah stasiun televisi ternama. Acara yang ia bawakan antara lain talk show tentang ASEAN, termasuk dunia pariwisatanya. Kini, ia menjabat sebagai CEO The Indonesia Channel. Selain bisa disimak di layar televisi, juga tersedia dalam bentuk mobile apps.
Berikut petikan wawancara dengan pria yang berpengalaman lebih dari 30 tahun di dunia pertelevisian internasional, menggagas program dan membawakan acara di CNN (Hongkong), CNBC (Hongkong), NHK (Jepang) dan Metro TV. Saya berbincang sebelum ia mengudara dalam salah satu program The Indonesia Channel, sembari menyesap kopi, serta dilanjutkan sesi pemotretan bersama fotografer Yunaidi.
T: Bisakah bercerita tentang tempat berlibur favorit Anda di Indonesia?
J: Kurun delapan tahun bekerja di sini, mestinya saya sudah bepergian ke berbagai tempat di negara ini. Sayangnya, pekerjaan menahan keinginan ini, sehingga saya belum bisa melakukan perjalanan wisata sebanyak yang seharusnya. Tetapi, bila mesti menyebut nama, tentu saja—sebuah destinasi yang juga menjadi kesukaan orang banyak, yaitu—Bali.
T: Bagaimana tentang gaya berlibur Anda?
J: Saya suka berlibur ke resort. Yang menjadi favorit adalah Pulau Moyo. Kemasan yang dibuat Amanwana benar-benar eksklusif. Di pulau sama sekali tidak ada bangunan menjulang, terpelihara keasliannya dan bungalow berada tepat di muka laut. Dalam hal ini, Aman Group melakukan rancangan cermat serta tepat, sehingga apa yang kita lihat dan rasakan benar-benar mencerminkan negara di mana resort ini berada, mengangkat kebudayaan setempat serta kekhasan lingkungan itu sendiri. Tidak salah bila Pulau Moyo benar-benar layaknya surga.
T: Nilai yang bisa dipetik dari berlibur di Pulau Moyo ini?
J: Secara keseluruhan, Pulau Moyo benar-benar bagus dalam segala setting. Tentu saja tidak murah. Tetapi, I believe in paying for quality, atau membeli kualitas. Saya tidak keberatan membayar mahal untuk sepiring nasi goreng atau sop buntut if it’s really finely done.
T: Bisakah bercerita sedikit tentang The Indonesia Channel dalam kaitannya dengan pariwisata Indonesia?
J: Kami mempunyai program The Best of Bali, dan satu program lagi bertajuk Archipelago yang mengupas lokasi-lokasi yang jarang dikenal dari negeri kita. Salah satu misi kami adalah membantu mengekspos bahwa di Indonesia ada tempat-tempat yang bagus dikunjungi dengan kelengkapan infrastruktur, di luar tempat wisata yang sudah banyak dikenal. Selain dalam bentuk tayangan di kanal televisi, kami juga menyiapkannya dalam bentuk mobile apps.
T: Apakah Anda percaya bahwa ada tempat lebih indah di luar Bali?
J: I am sure there are! There are! Sama halnya dengan orang menikah, saat itu pasti bilang, “Wah, saya menikahi perempuan tercantik di dunia!” Padahal, pasti ada ratusan yang lebih di luar sana. Cuma kita tidak menaruh kepedulian saja. Intinya serupa dengan destinasi: pasti ada tempat yang lebih menggetarkan hati, indah, memesona dan membuat takjub. Persoalannya, bagaimana akses ke sana? Bagaimana dengan akomodasi yang tersedia dan nilai perjalanan seperti apakah yang kita cari?
T: Apakah dalam waktu dekat ada rencana bepergian?
J: Untuk berlibur, saya ingin mendatangi pantai-pantai barat Sumatra yang gelombangnya bagus buat surfing. Juga ke kawasan gunung api, seperti Rinjani, Bromo bahkan Merapi. Lainnya adalah bermain golf di Merapi Golf Course bersama Sri Sultan Hamengkubuwono X.
Lebih lanjut, Dalton juga memaparkan ide mengemas pariwisata Indonesia dalam bentuk berita agar wisatawan asing memiliki alasan bahwa negara kita sangat penting untuk dikunjungi. Pemikiran ini ia tuangkan dalam artikel di National Geographic Traveler edisi September 2014. Akan segera terbit.
Penulis | : | |
Editor | : | Jessi Carina |
KOMENTAR