Peristiwa kematian tragis aktor Hollywood Robin Williams memicu perdebatan yang lebih luas mengenai depresi dan bagaimana lingkungan menghadapi masalah kesehatan mental.
Sejumlah diskusi telah banyak dilakukan seputar penyebab kematian Robin Williams—yang dikenal sebagai komedian—akibat bunuh diri dan fakta bahwa dia mengalami depresi selama beberapa tahun.
Berita kematian Robin Williams—yang dikenal melalui film Good Morning Vietnam, Mrs Doubtfire, dan serial televisi Mork and Mindy—mengejutkan banyak orang.
Fakta bahwa sebagian besar orang hanya sedikit mengetahui tentang masalah kesehatan mental
Meski di masa hidupnya dia sempat mengungkapkan mengalami masalah dengan alkohol dan narkoba serta depresi.
Laporan terakhir menyebutkan Robin Williams menderita parkinson stadium awal, pada Jumat (15/8).
Tetapi kematian juga menimbulkan pertanyaan mengenai apakah masalah kesehatan mental mendapatkan prioritas yang sama dengan penyakit fisik.
Sebuah diskusi yang diangkat dalam program Today yang menampilkan Adrian Strain, yang putranya bunuh diri ketika berusia 34 tahun.
Dia mengungkapkan fakta bahwa sebagian besar orang hanya sedikit mengetahui tentang masalah kesehatan mental, dan sebagai orangtua dia selalu khawatir apakah dia telah melakukan upaya yang cukup untuk mengatasinya.
Program tersebut juga mewawancarai Presiden Psikiatris Royal College Sir Simon Wessely.
Dia menggarisbawahi bahwa masyarakat "rupanya lebih menerima" orang dengan penyakit fisik seperti tekanan darah tinggi atau kanker mendapatkan perawatan atau tahu penanganan medis untuk penyakit tersebut.
Sementara orang dengan masalah kesehatan mental yang mendapatkan penanganan medis hanya 40%.
Prof Wessely mengatakan masalah tersebut sangat rumit, karena orang yang mengetahui dirinya mengalami masalah kesehatan mental enggan untuk mengungkapnya karena khawatir kehilangan pekerjaan.
Dalam diskusi juga muncul desakan agar masalah kesehatan mental agar lebih diperhatikan. Kasus Robin Williams yang meninggal karena gantung diri menberikan dorongan baru dalam diskusi tentang penanganan depresi.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR