Kita sering mendengar tentang alat pendeteksi kebohongan yang digunakan polisi untuk menyelidiki seseorang dalam suatu kasus. Kadang-kadang alat pendeteksi kebohongan juga dipakai untuk tes masuk kerja.
Tujuan dari alat pendeteksi kebohongan ini adalah untuk melihat apakah seseorang tersebut mengatakan hal yang sebenarnya atau berbohong dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tertentu. Ketika seseorang menjalani tes poligraf, ada 4 sampai 6 sensor yang melekat padanya.
Bagaimana cara kerja poligraf, alat pendeteksi kebohongan?
Poligraf adalah mesin yang berasal dari kata poly yang berarti beberapa, maksudnya adalah beberapa sinyal dari setiap sensor yang timbulkan. Dan juga “grafik” yang berarti gambar dari hasil sensor dicatat pada satu lembar kertas bergerak.
Sensor biasanya merekam tingkat pernapasan seseorang, denyut nadi, tekanan darah, dan juga kondisi keringat seseorang. Kadang-kadang poligraf juga mencatat gerakan tangan dan juga gerakan kaki. Ketika tes poligraf dimulai, penanya akan menanyakan tiga sampai empat pertanyaan sederhana untuk menetapkan sinyal seseorang.
Tes kebohongan menggunakan poligraf ini masih banyak kekurangan.
Kemudian, pertanyaan inti ditanyakan kepada orang yang menjalani tes. Sepanjang interogasi, semua sinyal dicatat pada kertas bergerak.
Selama dan setelah tes, pemeriksa poligraf bisa melihat secara umum perubahan yang signifikan. Seperti tingkat detak jantung, tekanan darah yang lebih tinggi dan juga peningkatan keringat yang bisa menunjukkan bahwa seseorang itu telah berbohong.
Ketika pemeriksa telah terlatih menggunakan poligraf ia dapat mendeteksi seseorang dengan akurasi yang tinggi. Namun, karena penafsiran mereka bersifat subjektif dan karena adanya perbedaan reaksi seseorang ketika berbohong, tes kebohongan menggunakan poligraf ini tidak sempurna dan masih banyak kekurangan.
Demikian penjelasan tentang cara kerja poligraf, alat pendeteksi kebohongan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR