Bangsa Indonesia dikaruniai lautan yang sungguh luas. Membentang dari Pulau Sabang hingga Merauke dengan bentang jarak 6.400 kilometer—setara jarak antara London dan Siberia. Maka dapat disimpulkan 80 persen wilayah Indonesia merupakan kawasan perairan.
Mengingat luasnya lautan Indonesia, tak heran banyak tersimpan harta karun di sana. Walau penuh nilai sejarah dan cerita budaya di baliknya, masih banyak tinggalan yang belum terungkap.
Kapal, pesawat, keramik, dan senjata merupakan sebagain contoh kecil harta karun bawah air Indonesia. Hasil survei Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman menemukan 42 titik di bawah air yang mempunyai harta karun bawah air.
Berikut beberapa situs budayaan bawah air Indonesia.
Pesawat tempur di Pulau Meti. Pada kedalaman 34 meter, Pesawat tempur milik Jepang ini ditemukan di sekitar Pulau Meti, Halmahera Utara. Kisahnya, pesawat tersebut tertembak sekutu dan beruntung sang pilot berhasil diselamatkan. Kini kondisi situs pesawat tempur masih baik. Anda dapat menemuinya 200 meter dari pesisir pantai Pulau Meti.
Kapal karam Hawaimaru. Kapal ini dulunya adalah kapal kargo milik Eropa yang bertugas untuk mengangkut berbagai jenis barang. Memiliki panjang 81,3 meter dan tinggi 16,2 meter, kapal ini tenggelam di tahun 1940. Akibat penyerangan kapal tentara Jepang akhirnya kapal ini harus karam di Teluk Kao. Kini walau harus berada di bawah lautan, buritan dapat dilihat dari permukaan. Sayangnya kondisi haluan patah dan keropos di berbagai tempat.
Kapal karam Barnabas. Ditemukan di Pulau Wangeotak, Halmahera Utara pada kedalaman 6 sampai 12 meter. Dari berbagai informasi, diduga dahulunya kapal ini berniat sembunyi dari serangan pesawat sekutu. Sayangnya niat itu tak berjalan mulus dan tertembak serangan pesawat sekutu. Akibat kejadian tersebut kapal sepanjang 61 meter dan tinggi 5 meter harus karam, walau para awak berhasil selamat dari serangan.
Kapal karam milik VOC. Kini kapal karam ini terletak di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara. Tepatnya di perairan Sagori di kedalaman 7 meter. Saat ini kondisi kapal sudah tidak utuh lagi, ditumbuhi karang, dan hampir seluruh bagian tertutup pasir. Menurut data dari arsip Belanda, ada lima kapal layar VOC yaitu Tijper, Bergen op Zoom, Luijpaert, Aechtekercke, dan De Joffer. Kelima kapal tersebut menabrak karang di perairan pulau Sagori pada 23 Febuari 1650 saat berlayar dari Batavia ke Ternate.
Situs Pulau Genting. Sekitar Kepulauan Karimunjawa, tepatnya di perairan Pulau Genting telah ditemukan fragmen keramik kuno.
Masih banyak situs bawah air yang belum teridentifikasi. Perlu kerja sama semua pihak untuk melestarikan dan menjaga situs bersejarah ini. Jangan sampai rusak atau malah dicuri pihak yang tak bertanggung jawab.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR