Sejarawan Profesor John Merriman dari Yale University di Amerika Serikat mengungkapkan, terdapat banyak kesamaan antara kelompok teroris ISIS dengan kaum anarkis dan nihilis di abad ke-19. Menurut Prof. Merriman, ada perbandingan menarik antara kemunculan dan taktik yang digunakan ISIS saat ini dengan gerakan anarkis dan nihilis yang saat itu melawan sentralisasi kekuasaan di Amerika Serikat dan Eropa abad ke-19 dan awal abad ke-20 silam.
"Kaum anarkis, misalnya, sangat memfavoritkan penggunaan dinamit dalam aksinya, sementara kalangan teroris dewasa ini menggunakan bom yang ditanam di jalan," katanya kepada ABC Australia.
"Kedua kelompok ini juga sama-sama memliki keyakinan bisa menumbangkan kekuasaan, yaitu menumbangkan kapitalis bagi kaum anarkis, dan AS serta sekutunya bagi kaum teroris," ujar Prof. Merriman.
Prof. Merriman menulis sejumlah buku bertema gerakan anti kemapanan, termasuk buku berjudul The Dynamite Club, yang membahas tokoh anarkis Perancis Emile Henry, yang melakukan pengeboman Stasiun Kereta Api Gare Saint-Lazare di Paris tahun 1894.
"Emile Henry merupakan orang pertama yang secara terang-terangan mengatakan, saya akan membunuhmu karena kamu borjuis," ujar Prof Merriman. Ia menyebutkan, kaum teroris saat ini umumnya memiliki latar belakang yang mirip dengan kaum anarkis abad 19. Tokoh anarkis Eropa seperti teroris asal Perancis bernama Ravachol, merupakan anak muda yang gagal.
"Banyak di antara mereka tidak memiliki apa-apa sama sekali," jelasnya.
"Serangan kaum anarkis terjadi dalam era yang kita sebut era depresi panjang. Namun sebenarnya era tersebut ditandai kondisi ekonomi yang suram, dan saat ini hal serupa kita temukan di Timur Tengah," kata Prof. Merriman.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini |
KOMENTAR