Amerika Serikat baru menyetujui perjanjian untuk mengurangi utang Indonesia dengan imbalan bahwa Jakarta mengeluarkan dana US$12 juta untuk program-program perlindungan spesies-spesies yang terancam dan habitat-habitat mereka di Sumatera, menurut para ahli konservasi, Jumat (3/10).
Langkah ini merupakan tambahan dari kesepakatan serupa pada 2009, saat pemerintah Indonesia menjanjikan dana $30 juta untuk peningkatan perlindungan hutan-hutan Sumatera, menurut LSM Conservation International, yang membantu membuat perjanjian tersebut.
Kesepakatan itu, yang akan ditandatangani minggu ini dan akan menyediakan dana-dana tambahan untuk kelompok-kelompok lingkungan hidup. Tujuannya meningkatkan program-program yang difungsi melindungi hutan-hutan hujan dataran rendah serta upaya-upaya untuk meningkatkan populasi satwa-satwa yang terancam.
Hutan-hutan Sumatera merupakan salah satu tempat dengan keberagaman hayati tertinggi di planet ini dan merupakan rumah bagi badak-badak dan harimau Sumatera yang terancam.
"Pertukaran utang untuk alam (debt-to-nature swap) akan bermanfaat bagi ekosistem-ekosistem kritis di Sumatera melalui peningkatan upaya-upaya konservasi," ujar Conservation International dalam pernyataan tertulis.
"Amerika Serikat bangga bermitra dengan pemerintah Indonesia dan sektor LSM untuk membantu melindungi dan melestarikan alam liar yang beragam yang ada di Sumatera," ujar Kristen Bauer, charge d\'affaires di Kedutaan Besar AS di Jakarta.
Lewat perjanjian ini, pemerintah Indonesia akan membayar sekitar $12 juta dalam tujuh tahun ke dalam dana perwalian yang akan mengeluarkan hibah bagi upaya-upaya konservasi, menurut Conservation International.
Pemerintah AS menyumbang sebagian besar bagi dana pertukaran utang tersebut, sementara Conservation International juga memberi sejumlah dana.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR