Berbagai penelitian mendapatkan fakta bahwa jumlah cheetah jauh di bawah perkiraan. Tahun 1900 silam ada 100.000 cheetah, sekarang hanya tersisa 10.000 saja.
Beberapa peneliti bertanya-tanya, mungkinkah karena kencangnya cheetah berlari dapat membuatnya terlalu banyak energi terbuang dan berakhir pada kematian.
Atau karena perebutan makanan antara hyena dan singa sehingga cheetah mendapat sedikit makanan?
Nampaknya penelitian terbaru menjawab pertanyaan berbagai rasa penasaran para peneliti. Ternyata menduga peneliti ada yang benar, namun ada pula yang kurang tepat. Hasil penelitan mendapatkan hasil bahwa menyusutnya jumlah cheetah karena campur tangan manusia. Cheetah kesulitan dalam menemukan makanan disebabkan manusia.
Penelitan ini menggunakan alat deteksi yang dipasangkan pada tubuh cheetah. Selama dua minggu peneliti mengikuti keseharian 19 cheetah liar. Mereka juga menganalisis kotoran yang dikeluarkan cheetah. Kotoran itu akan dikalkulasi sehingga energi yang dikeluarkan cheetah dapat diketahui.
Hasilnya mengejutkan! Mereka harus menempuh jarak yang luar biasa jauh untuk menemukan mangsa. “Studi ini menunjukkan bahwa kebanyakan cheetah terluka dan kehabisan tenaga ketika mencari manga,” ujar Scantlebury. Cheetah harus menempuh medan padang pasir dengan suhu tinggi tanpa air untuk diminum.
Studi baru ini juga menolak anggapan bahwa singa dan hyenalah yang menyebabkan populasi cheetah berkurang dengan alasan pencurian makanan.
“Walau cheetah dapat bertahan menghadapi predator lebih besar, namun tidak dengan ketersediaan makanan,” papar Scantlebury.
Daripada menyalahkan singa maupun hyena karena berkurangnya jumlah cheetah, lebih baik meningkatkan kesadaran manusia.
“Bayangkan betapa sulitnya anak cheetah mengikuti induknya mencari makanan, di tengah padang gurun. Sementara sang induk pun kesulitan menemukan makanan,” kata John Wilson dari North California State University.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR