Meski belum menjelaskan program-programnya, namun Menteri Kesehatan Nila Djuwita Moeloek mengatakan akan lebih mengedepankan promosi dan pencegahan penyakit dalam program-program Kementerian Kesehatan.
"Sebenarnya kesehatan itu bagaimana menjaga kesehatan. Pencegahan penyakit lebih baik, karena kuratif [pengobatan] akan memakan biaya besar," kata Nila dalam wawancara dengan KompasTV seusai namanya diumumkan sebagai menteri kesehatan oleh Presiden Joko Widodo di Istana Merdeka, Minggu (26/10).
Ia juga ingin lebih memperhatikan nasib para tenaga kesehatan. "Saya seorang tenaga kesehatan. Hukumnya wajib membela kesehatan," ungkap Nila soal fokus kerjanya di pemerintahan Jokowi-JK ini.
Nila dipilih oleh Presiden Jokowi karena dianggap sarat pengalaman. "Ia adalah senior yang sangat berpengalaman," katanya ketika memperkenalkan Nila di hadapan wartawan kemarin.
"Sebenarnya kesehatan itu bagaimana menjaga kesehatan."
Nila memang memiliki pengalaman yang cukup di bidang kesehatan. Guru besar di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini sekarang menjabat sebagai Utusan Khusus Presiden RI untuk Millenium Development Goals (MDGs) tahun 2009-2014.
Problem universal yang ingin ditanggulangi oleh program MDGs ini adalah kemiskinan absolut, belum terjangkaunya pendidikan, masih tingginya angka kematian ibu melahirkan, rendahnya kesehatan anak, kesenjangan jender, penyebaran HIV/AIDS dan penyakit menular lain, kerusakan lingkungan, serta penggalangan kemitraan global.
Nila yang merupakan dokter ahli tumor mata ini bersuamikan dr. Farid Anfasa Moeloek, Menteri Kesehatan Kabinet Reformasi Pembangunan di bawah kepemimpinan Presiden Habibie. Mungkin ini adalah yang pertama kalinya suami-istri pernah menjabat sebagai menteri kesehatan.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR