Sebuah pesawat penumpang suborbital—yang dikembangkan oleh Richard Branson—Virgin Galactic, jatuh, saat uji coba terbang, Jumat (31/10) siang waktu setempat atau Sabtu (1/11) dini hari WIB.
Pesawat jatuh di Mojave Air and Space Port, Calofornia, Amerika Serikat, hanya beberapa saat setelah memisahkan diri dari roket pelontarnya. Setidaknya satu orang diduga tewas dalam insiden ini.
Pesawat ini membawa dua pilot. Adapun pesawat ruang angkasa untuk penumpang komersial ini sudah menjalani uji coba sejak Januari 2014.
Lebih dari 800 orang telah membayar atau menyicil uang untuk ikut terbang hingga ketinggian 45.000 kaki atau sekitar 13.600 meter memakai pesawat ini. Dari ketinggian tersebut, pesawat akan melepaskan diri dari roket pendorongnya, hingga mencapai jarak sekitar 100 kilometer dari permukaan bumi.
Dari ketinggian tersebut, penumpang akan bisa melihat biru Bumi dari wilayah yang sudah disebut sebagai ruang angkasa. Penumpang pun untuk beberapa menit akan bisa menikmati rasanya tanpa bobot.
Pesawat tersebut dibuat oleh Spaceship Two ini dikembangkan berdasarkan prototipe yang pada 10 tahun lalu memenangkan penghargaan Ansari X Prize senilai 10 juta dollar--setara sebagai Rp 120 miliar dengan kurs hari ini--sebagai desain pesawat awak ruang angkasa yang pertama.
Uji coba pada Jumat merupakan yang pertama setelah uji coba pada Januari 2014. Pada Mei 2014, Virgin Galactic dan pengembang pesawat ruang angkasa lainnya, Scaled Composite—anak perusahaan Northrop Gruman Crop—mengganti jenis bahan bakar roket.
Jatuhnya Spaceship Two ini menjadi kecelakaan pesawat ruang angkasa Amerika yang kedua kali berturut-turut dalam sepekan (Baca juga Pesawat Antariksa Milik NASA Meledak). Sehari sebelumnya, Rabu (30/10), roket Antares meledak setelah 16 detik pasca-lepas landasannya, Virginia, Amerika Serikat.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR