Buaya muara atau Crocodylus porosus merupakan jenis buaya terbesar di planet bumi. Bayangkan saja, rata-rata buaya muara jantan mencapai 17 kaki atau lima meter dengan berat 450 kilogram. Bahkan pernah ditemui spesimen berukuran tujuh meter dengan berat hingga 1.000 kilogram, sungguh tidak biasa.
Predator itu tersebar hampir di seluruh permukaan bumi, mulai dari India Timur, Asia Tenggara, dan Australia bagian barat. Perlu dicatat bahwa buaya muara merupakan perenang yang sangat baik.
Mereka juga pengintai yang sabar, buaya ini mampu menunggu lama untuk memangsa korbannya. Bahkan mereka mampu melompat untuk menerkam mangsanya.
Crocodylus porosus mampu memakan apa saja, selama muat dan dapat masuk ke rahangnya yang lebar. Biasanya mereka mampu melahap kerbau, monyet, babi hutan, hiu, bahkan manusia.
Memang bukan hal yang wajar bahwa buaya muara memangsa manusia. Namun itulah fakta yang terjadi di Kalimantan Timur tahun 1996 silam. Dua buaya muara—akhirnya dikenal sebagai buaya sangatta—menelan hidup-hidup manusia.
Buaya pertama memangsa Hairani dan kemudian ditanggkap 8 Maret 1996 di sungai Kenyamukan, Sangatta. Sementara buaya kedua menerkam pria bernama Baddu di Tanjung Limau, Muara Badak dan ditangkap 10 April 1996. Monster sangatta ini akhirnya diawetkan dan dipamerkan kepada umum di Museum Kayu Tuah Himba Tenggarong.
Sementara di Australia—salah satu habitat favorit buaya muara—menyebutnya sebagai buaya air asin atau saltwater crocodile. Selain mendapat gelar sebagai buaya dengan tubuh terbesar dan terpanjang, buaya ini disebut-sebut sebagai yang terganas di dunia.
Seperti diberitakan National Geographic News, Januari 2014 silam seorang anak berusia 12 tahun dimangsa buaya muara di Australia bagian utara. Ketika itu, anak tersebut sedang berenang di Kakadu National Park.
Setidaknya sepanjang 12 tahun belakangan sebanyak 30 orang—enam diantaranya anak-anak—dilaporkan menjadi korban keganasan buaya muara.
Kini perkiraan populasi Crodylus porosus berkisar 200.000 hingga 300.000 di seluruh dunia. Walau dianggap masih jauh dari kepunahan, namun habitat mereka terus terancam.
Anda ingin melihat monster sangatta yang menelan manusia? Maka hadirilah Festival Budaya Sei Mahakam di Bentara Budaya Jakarta mulai 6 hingga 16 November 2014.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR