Kawasan Papua memang mendukung avifauna hutan tropis yang kaya, yang menjadikan burung merupakan bagian penting dalam daily life masyarakat. Fenomena apa yang membuat burung di kehidupan wilayah ini sangat kaya?
Papua menjadi sangat istimewa karena ia adalah pulau tropis terbesar di dunia. Keanekaragaman topografi Pulau Papua sangat mendukung perkembangan perbedaan regional di dalam banyak populasi jenis dan variasi ras. Berbagai karakteristik burung spektakuler dimilikinya. Ada jenis-jenis kasuari, merpati, kakaktua, burung beo, bekakak (kingfisher), lantas burung namdur serta beraneka ragam kumpulan burung pengicau (songbird) yang sangat ikonik.
Namun semenjak waktu Birds of Guinea dirilis pertama kali pada 1986, perubahan besar telah terjadi pada kawasan penting ini.
Sekarang, setelah lebih dari dua puluh tahun, populasi manusia bertambah lipat ganda, sedangkan perkembangan ekonomi (terutama pertambangan dan logging) pesat. Tentu pengaruhnya terhadap kehilangan habitat secara besar-besaran juga meningkat.
Berbagai karakteristik burung spektakuler dimilikinya.
Di dalam percepatan perkembang sebuah wilayah yang menjadi bagian tak satu negara saja, langkah-langkah untuk konservasi gabungan harus dilakukan untuk melindungi kehidupan liar.
Untunglah ini mewujud nyata di Kawasan Papua di mana sejumlah kelompok konservasi internasional bekerja sama dengan pemerintah setempat berupaya mempertahankan masa depan lingkungan hutan, ekosistem, serta melestarikan burung sebagai daya tarik ekowisata yang mulai berkembang.
Menurut Thane Pratt, pakar biologi alam liar yang merupakan salah seorang penulis buku, generasi baru para peneliti lapangan bermunculan pula. Maka, revisi buku yang pada dasarnya diperuntukkan bagi pengamat burung di lapangan ini jelas diperlukan. Dan dengan adanya revolusi studi bidang molekuler yang melahirkan metode modern klasifikasi burung, terbitnya buku kedua ini disebut-sebut adalah "saat yang tepat".
Mengadopsi format gaya buku pedoman (handbook-style), buku ini menyajikan 780 spesies burung, di dalamnya termasuk 366 endemik. Selain memuat pembaruan data yang vital, buku dilengkapi dengan ilustrasi lebih memadai, tambahan ilustrasi karya John C Anderton dan Szalbolcs Kokay — juga tambahan peta jangkauan jelajah burung.
Yang menarik untuk saya pribadi, ilustrasi buku edisi terbaru terlihat lebih vibrant melukiskan corak warna burung. Sementara dari segi fisik bukunya pun lebih baik atau semakin kokoh. Berguna mengingat sebagai panduan lapangan, buku ini mesti dibawa-bawa dan buku yang kokoh akan tahan lama.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR