Teknologi internet membuat segalanya menjadi mudah. Salah satunya yang banyak membantu pengguna adalah layanan video chat, Skype.
Skype lazim digunakan para pebisnis antar-negara, sebagai pelepas rindu seorang kekasih yang berada di negeri seberang, atau orang tua yang rindu anaknya yang sedang berada di luar negeri.
Nah, seorang raja asal Afrika tak mau kalah dalam memanfaatkan kecanggihan layanan video chat. Tak tanggung-tanggung, sang raja yang bernama Togbe Ngoryifia Cephas Kosi Bansah itu, memakai Skype untuk menjalankan pemerintahan dari jarak jauh.
Yang menjadi perhatian, orang nomor satu di Hohoe sebuah daerah di selatan Ghana ini melakukan "e-blusukan" tidak dari wilayahnya. Ia melakukan percakapan jarak jauh dari Ludwigshafen, sebuah kota kecil di Jerman.
Ya, raja berusia 66 tahun ini memang tidak lagi tinggal bersama rakyatnya. Ia memutuskan tidak kembali ke tanah airnya dan menetap di Jerman. Keputusan ini diambil Cephas Bansah setelah menjalani program pertukaran pelajar pada tahun 1970.
Alasannya? Ia merasa kerasan tinggal di Jerman dan menemukan tambatan hati yang dipersuntingnya pada tahun 2000.
Pada tahun 1987, ia diangkat menjadi raja Hohoe menggantikan kakeknya yang meninggal dunia. Meski menjadi raja, Cephas tetap bertahan tinggal di Jerman.
Hingga kini, ia menjalankan pemerintahan Hohoe berpenduduk sekitar 200.000 orang melalui Skype dan sambungan telepon. Ia dilaporkan sering harus melek semalaman untuk mengatur dan menyelesaikan perselisihan antarsuku di wilayahnya.
Dilansir situs asal Inggris Independent dan dikutip KompasTekno, Selasa (9/12), baru-baru ini sang raja ramai diberitakan media setempat setelah rumahnya disantroni maling. Ia dilaporkan kehilangan mahkota dan kalung emas kerajaan peninggalan kakeknya yang tak ternilai harganya.
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR