Pemerintah akan memasang alat deteksi dini atau Early Warning System di daerah rawan bencana longsor pada musim hujan yang diperkirakan akan berlangsung sampai April 2015.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, BNPB, Syamsul Maarif, mengatakan rencana itu akan dijalankan bekerjasama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Kementerian Riset dan Teknologi (Ristek).
"Ada peraturan yang khusus untuk berbagai kota dan desa yang bencana apa saja, karena judul rapat adalah mitigasi dan antisipasi untuk menghadapi musim hujan hingga bulan April, maka perhatian kita adalah pada daerah-daerah yang rawan longsor, " jelas Syamsul.
Sementara peneliti longsor dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, LIPI, Edy Prasetyo Utomo mengatakan longsor merupakan bencana yang dapat dideteksi dan korban jiwa dapat dihindari dengan pemasangan alat deteksi dini. (Baca juga Mengapa Sistem Peringatan Dini Berubah Menjadi Tiang Jemur Pakaian?)
Menurut Edy, alat deteksi akan memantau curah hujan yang menimbulkan potensi longsor.
"Jadi kita buat alat pantau curah hujan itu tetapi dilengkapi dengan sirine, kalau di atas 50 milimeter per jam akan berbunyi, karena setelah itu akan bahaya jika tidak meninggalkan rawan longsor.
"Biasanya longsor terjadi bukan saat puncak curah hujan, tetapi setelah turun, masih ada beberapa jam kesempatan untuk evakuasi, 4-5 jam dan paling lama satu hari," jelas Edy.
Edy yang meneliti longsor di Banjarnegara sejak 2006 mengatakan bencana longsor akan berulang sehingga mitigasi dapat dilakukan dengan bekerja sama dengan para peneliti.
"Kami punya alat untuk deteksi tetapi jika pemerintah ingin memproduksi massal sebagai alat mitigasi bencana harus ada regulasinya agar tidak melanggar aturan," tuturnya.
BNPB menyebutkan warga yang tinggal di daerah yang rawan longsor di Indonesia mencapai 40,9 juta jiwa.
Dearah rawan longsor yaitu berada Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sementara kota/kabupaten yang rawan longsor yaitu Wonogiri, Bogor, dan Wonosobo.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR