Mantan direktur Proteus Airlines, Marc Dugain, menyampaikan sebuah teori terkait hilangnya Malaysia Airlines MH370 yang diduga kuat jatuh di Samudra Hindia. Proteus Airlines adalah sebuah maskapai domestik Perancis yang berbasis di kota Dijon, dan beroperasi antara tahun 1986 dan 2001.
Kepada majalah Paris Match, Dugain berspekulasi bahwa komputer Boeing 777 itu telah menjadi sasaran peretasan atau terbakar saat berada di udara. Kondisi inilah yang menyebabkan arah terbang pesawat itu berubah.
Arah pesawat itu terus melenceng hingga mengarah ke Pulau Diego Garcia yang menjadi basis Angkatan Laut AS. Khawatir pesawat itu akan digunakan teroris seperti tragedi 11 September 2001, maka pesawat itu ditembak jatuh oleh militer AS. (Baca juga Spekulasi Baru, Pesawat Hilang Itu Menuju Diego Garcia)
Diego Garcia adalah pulau milik Inggris, tetapi digunakan sebagai pangkalan militer dan lokasi pengisian bahan bakar sejak 1970-an. Saat ini, sebanyak 1.700 personel militer dan 1.500 kontraktor sipil tinggal di pulau tersebut.
Banyak teori konspirasi muncul terkait pulau tersebut sejak hilangnya MH370. Namun, Pemerintah AS berulang kali membantah bahwa pesawat itu terlihat di dekat pulau yang terletak 3.600 kilometer dari pesisir timur Afrika dan 4.700 kilometer dari barat laut Australia.
Spekulasi Dugain itu didasari pengakuan sejumlah penduduk Maladewa, yang mengatakan melihat pesawat itu terbang ke arah Diego Garcia pada 8 Maret lalu. Namun, klaim warga Maladewa itu tak terlalu ditanggapi. (Baca juga Penumpang MH370 Kirim Pesan Ditahan di Diego Garcia)
Dugain melanjutkan, seorang nelayan di pulau Kudahuvadhoo sempat menjelaskan kepadanya bahwa dia melihat pesawat besar dengan garis merah dan biru berlatar belakang putih terbang di atas kepalanya dengan ketinggian yang sangat rendah.
Dugain mengklaim, dia juga sempat melihat sejumlah foto obyek asing yang hanyut ke pantai pulau Baraah, tak jauh dari pulau Kudahuvadhoo.
Menurut Dugain, dua pakar penerbangan dan seorang perwira militer yakin, obyek asing itu adalah alat pemadam kebakaran Boeing. Sayangnya, obyek asing itu kini dikuasai militer Maladewa.
Teori serupa pernah dilontarkan presiden dan CEO maskapai penerbangan Emirates, Sir Tim Clark. Pada Oktober lalu, dalam wawancara dengan harian Jerman, Der Spiegel, Sir Tim mengatakan meragukan informasi bahwa tak ditemukan sepotong pun puing MH370 dalam kecelakaan itu dan proses "jabat tangan" elektronik satelit yang menunjukkan pesawat tersebut berada di wilayah selatan Samudra Hindia.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR