Menurut data HPPK, hanya sekitar 350 pedagang bermobil yang dapat ditampung di area parkir depan masjid, depan alun-alun, dan depan pagelaran keraton.
Menyaksikan modal yang dikumpulkan sedikit demi sedikit lenyap dalam sesaat adalah pukulan berat.
Sebagian pedagang di Pasar Klewer yang masih punya simpanan uang bergegas mencari kontrakan. Kios yang masih kosong di Pusat Grosir Solo dan Beteng yang juga sentra perdagangan batik dan sandang menjadi incaran. Begitu pula ruko dan kontrakan rumah di kampung-kampung sekitar Klewer, seperti Kauman.
Namun, harga sewa kios dan ruko itu mendadak melambung. Atik Faezaty (37) yang kiosnya terbakar mengatakan, harga sewa kios di Beteng yang sebelumnya berkisar Rp 4 juta per tiga bulan setelah kebakaran Klewer melonjak tiga kali lipat menjadi Rp 12 juta. ”Padahal, pedagang yang nyari kontrakan kan, semuanya sedang kesulitan,” ujarnya.
Lebih pahit lagi nasib pedagang kecil di Pasar Klewer yang tak punya mobil, juga tak punya uang untuk menyewa kios. ”Saya tidak punya mobil, tidak punya duit untuk sewa tempat, terus jualan di emperan diusir-usir. Anak saya mau dikasih makan apa?” teriak Agus (bukan nama sebenarnya) melepas emosi di ruang Posko Kebakaran Pasar Klewer pada suatu pagi.!break!
Pasar darurat
Bagi pedagang seperti Agus, janji pemerintah untuk membangun pasar darurat, hingga Pasar Klewer kembali dibangun, adalah satu-satunya harapan. Namun, hingga pekan lalu, Pemerintah Kota Solo masih mencari lokasi untuk pasar darurat. Lokasi ini mesti bisa menampung sekitar 2.000 pedagang serta punya area parkir dan bongkar muat.
Benteng Vastenburg sempat dipertimbangkan menjadi alternatif lokasi pasar darurat. Namun, Pemerintah Kota Solo belum mengantongi izin dari pemilik lahan benteng itu, pengusaha Robby Sumampouw. Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah juga mewanti-wanti, pemanfaatan Benteng Vastenburg harus lewat serangkaian kajian.
Di sisi lain, para pedagang Klewer, diwakili HPPK, lebih berharap pasar darurat dibuat di Alun-alun Utara milik Keraton Surakarta. Lokasi alun-alun yang berdekatan dengan Pasar Klewer akan memudahkan pelanggan mencari mereka. Selain itu, alun-alun juga dekat dengan Masjid Agung yang selama ini menjadi tempat shalat para pedagang Klewer.
Namun, keraton meminta kompensasi atas pemakaian alun-alun. Oleh karena itu, dibutuhkan tim penaksir independen untuk lebih dulu menaksir nilai sewa alun-alun. Sebelumnya, keraton bahkan juga meminta retribusi pedagang disetorkan ke keraton. Namun, Pemkot Solo menegaskan, pedagang di pasar darurat tak akan dikenai retribusi.
Memang terjal jalan untuk bangkit dari titik nol. Dibutuhkan dukungan banyak pihak untuk itu. ()
Penulis | : | |
Editor | : | Palupi Annisa Auliani |
KOMENTAR