"Indonesia merupakan wilayah yang tak berpenduduk sebelum adanya bangsa pendukung bahasa Austronesia". Pernyataan ini adalah anggapan yang sudah umum diketahui, benarkah?
Beberapa temuan budaya Dompu telah membuka mata dunia bahwa, nusantara telah dihuni kelompok masyarakat jauh sebelum masuknya pengaruh bangsa pendukung bahasa Austronesia.
Masa awal budaya Dompu sebelum masuknya Austronesia merupakan budaya dan peradaban sebelum datangnya pengaruh dari Yunan (China Selatan). Serta ditandai dengan temuan budaya asli yang menghasilkan sarana hidup untuk mencari makan. Melalui peralatan batu yang dikerjakan sederhana bahkan belum mengenal teknik asah.
Temuan budaya tersebut berbentuk batu Sangiran. Tempat temuan manusia pertama (Pithecanthropus erectus), yang mirip dengan alat-alat batu dari Dompu diduga berasal dari 600.000 tahun lalu. Walaupun kemungkinan budaya Dompu awal tidak setua Sangiran tetapi, sudah dapat diyakini bahwa tinggalan alat-alat batu di sungai Hu\'u merupakan tinggalan yang sangat tua dan dapat dipersamakan dengan temuan alat-alat batu paleotik dari Tiongkok, Burma, India, Fillipina, Jerman dan lain-lain.
Bukti lain bahwa kepulauan nusantara telah berpenghuni sebelum pengaruh Austronesia datang, adalah dengan ditemukannya tinggalan dari masyarakat hunian gua di Sulawesi Selatan (Pangkep dan Maros). Diperkirakan lebih muda dari budaya sungai Hu\'u . Masih di Dompu, ditemukan situs potensial yang menjadi bukti adanya kehidupan tua di Dompu ini berdasarkan hasil survey di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Hu\'u tidak jauh dari jalan yang menghubungkan Dompu dengan pantai Lakey.
Selain itu, bahan baku pembuatan alat yang dapat digunakan untuk memotong, menyerut, mengiris, dan lainnya adalah jenis batuan yang dianggap dapat dibuat sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ide penciptaan alat-alat batu merupakan cipta rasa dan karsa nenek moyang kita sendiri melalui kreativitas tinggi, sehingga dapat mengubah bahan batuan untuk dijadikan alat.
Tentu anggapan tersebut tidak benar dan suatu kebanggan tersendiri bagi Indonesia, sang nenek moyang masyarakat Dompu di zaman dahulu dapat menyamakan kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa lain.
“Indonesia merupakan wilayah yang tak berpenduduk sebelum adanya bangsa pendukung bahasa Austronesia”. Pernyataan ini adalah anggapan yang sudah umum diketahui, apakah benar?
Beberapa temuan budaya Dompu telah membuka mata dunia bahwa, nusantara telah dihuni kelompok masyarakat jauh sebelum masuknya pengaruh bangsa pendukung bahasa Austronesia.
Masa awal budaya Dompu sebelum masuknya Austronesia merupakan budaya dan peradaban sebelum datangnya pengaruh dari Yunan (China Selatan). Serta ditandai dengan temuan budaya asli yang menghasilkan sarana hidup untuk mencari makan. Melalui peralatan batu yang dikerjakan sederhana bahkan belum mengenal teknik asah.
Temuan budaya tersebut berbentuk batu Sangiran. Tempat temuan manusia pertama (Pithecanthropus Erectus), yang mirip dengan alat-alat batu dari Dompu diduga berasal dari 600.000 tahun lalu. Walaupun kemungkinan budaya Dompu awal tidak setua Sangiran tetapi, sudah dapat diyakini bahwa tinggalan alat-alat batu di sungai Hu’u merupakan tinggalan yang sangat tua dan dapat dipersamakan dengan temuan alat-alat batu paleotik dari China, Burma, India, Phillipina, Jerman dan lain-lain.
Bukti lain bahwa kepulauan nusantara telah berpenghuni sebelum pengaruh Austronesia datang, adalah dengan ditemukannya tinggalan dari masyarakat hunian gua di Sulawesi Selatan (Pangkep dan Maros). Diperkirakan lebih muda dari budaya sungai Hu’u . Masih di Dompu, ditemukan situs potensial yang menjadi bukti adanya kehidupan tua di Dompu ini berdasarkan hasil survey di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Hu’u tidak jauh dari jalan yang menghubungkan Dompu dengan pantai Lakey.
Selain itu, bahan baku pembuatan alat yang dapat digunakan untuk memotong, menyerut, mengiris, dan lainnya adalah jenis batuan yang dianggap dapat dibuat sebagai alat untuk memenuhi kebutuhan mereka. Ide penciptaan alat-alat batu merupakan cipta rasa dan karsa nenek moyang kita sendiri melalui kreativitas tinggi, sehingga dapat mengubah bahan batuan untuk dijadikan alat.
Tentu anggapan tersebut tidak benar dan suatu kebanggan tersendiri bagi Indonesia, sang nenek moyang masyarakat Dompu di zaman dahulu dapat menyamakan kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa lain.
Penulis | : | |
Editor | : | Heni |
KOMENTAR