Nationalgeographic.co.id - Studi baru yang dilakukan ilmuwan terhadap eksoplanet berbatu, telah memberikan pemahaman baru tentang eksoplanet berbatu yang ternyata jauh lebih aneh dari yang diduga sebelumnya.
Studi astrogeologi tersebut dilakukan oleh astronom dari NOIRLab NSF yang bekerja sama dengan ahli geologi dari California State University, Fresno. Mereka menemukan bahwa sebagian besar eksoplanet berbatu di dekatnya sangat berbeda dengan apa pun di tata surya kita.
Jenis batuan yang ada di planet yang mengorbit bintang terdekat menjadi salah satu hal yang menarik perhatian para astronom. Setelah mempelajari komposisi kimia katai putih yang "terpolusi", mereka akhirnya menyimpulkan bahwa sebagian besar planet berbatu yang mengorbit bintang terdekat lebih beragam dan eksotis daripada yang diperkirakan sebelumnya, dengan jenis batuan yang tidak ditemukan di mana pun di tata surya kita.
Meskipun para astronom telah menemukan sekian banyak, bahkan, ribuan eksoplanet yang mengorbit bintang di galaksi kita. Namun, sangat sulit sekali untuk mengetahui komposisi planet-planet tersebut terbuat dari apa, dan apakah dari begitu banyaknya eksoplanet tersebut ada yang mirip dengan Bumi ataukah tidak.
Rasa penasaran ini yang mendorong mereka untuk mencari tahu.
Baca Juga: Eksoplanet Aneh Seperti Neptunus Ini Mungkin Memiliki Awan Air
Siyi Xu, seorang astronom yang berasal dari NOIRLab NSF melakukan kolaborasi dengan Keith Putirka, seorang ahli geologi dari California State University, Fresno, untuk mempelajari atmosfer yang dikenal sebagai katai putih yang tercemar.
Katai putih yang tercemar ini adalah inti padat dan runtuh dari bintang yang dulunya normal seperti Matahari yang juga mengandung materi asing dari planet, asteroid, atau benda berbatu lainnya yang pernah mengorbit bintang tetapi akhirnya jatuh ke bintang katai putih dan "mencemari" atmosfernya.
“Sementara beberapa eksoplanet yang pernah mengorbit katai putih yang tercemar tampak mirip dengan Bumi, sebagian besar juga memiliki jenis batuan yang eksotis di tata surya kita, tapi mereka tidak memiliki rekan langsung di tata surya,” kata Xu, seperti yang dilansir Tech Explorist.
“Beberapa jenis batuan yang kita lihat dari data katai putih akan melarutkan lebih banyak air daripada batuan di Bumi dan mungkin berdampak pada bagaimana lautan berkembang. Beberapa jenis batuan juga mungkin meleleh pada suhu yang jauh lebih rendah dan menghasilkan kerak yang lebih tebal daripada batuan Bumi, dan beberapa jenis batuan mungkin lebih lemah, yang mungkin memfasilitasi perkembangan lempeng tektonik,” jelas Putirka.
Dengan mencari unsur-unsur yang tidak akan ada secara alami di atmosfer katai putih (selain hidrogen dan helium), para ilmuwan dapat mengetahui dari mana benda-benda planet berbatu yang jatuh ke bintang itu dan terbuat dari apa.
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Warsono |
KOMENTAR