Sebuah kapal pesiar Prancis dengan bobot mati 10.098 gros ton dan panjang 145,21 meter mengangkut 200 wisatawan dari sejumlah negara serta 140 kru, Jumat (6/3) malam, merapat di Ambon. Itu kapal pesiar kedua yang datang ke kota tersebut dalam dua pekan terakhir. Hal ini menandakan Ambon semakin kondusif bagi wisatawan, termasuk dari mancanegara.
Dua pekan lalu, kapal pesiar dari Jerman, Albatros, juga menyinggahi Pelabuhan Yos Sudarso Ambon. Kapal yang membawa 693 wisatawan itu berada di Ambon selama lebih dari lima jam.
Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga Kota Ambon Hendry Marijes Sopacua di Ambon, Minggu (8/3), mengatakan, sejak Januari 2015, Pemkot Ambon masif mempromosikan pariwisata ke semua kota provinsi di Indonesia. Pesan utama yang disampaikan ialah \'"Ambon sudah aman dan damai."
”Kami sudah mendatangi 25 provinsi dan provinsi yang lain akan kami datangi paling lambat hingga akhir bulan ini. Melalui warga Ambon yang ada di setiap provinsi, kami minta agar mempromosi Ambon,” ujarnya.
Sarah Carvalho, wisatawan asal Portugal yang ikut dalam rombongan kapal L’Austral du Ponant, Jumat lalu, mengatakan, ia takjub dengan keindahan alam di Maluku. Hal itu ia lihat ketika dalam perjalanan dari Australia ke Ambon. ”Luar biasa. Banyak pulau kecil yang indah,” ujarnya yang mengaku baru pertama kali ke Indonesia.
Menurut Sara, dirinya mengetahui Ambon dan kisah Ambon pada masa lalu seperti konflik sosial. ”Dulu pemerintah kami mengeluarkan larangan ke sini. Tetapi sekarang, banyak yang mengatakan bahwa di sini sudah aman,” tutur gadis yang mengatakan ayahnya pernah ke Indonesia lima tahun silam.
Wisatawan asal Belanda, Peter Van Den Berg, mempunyai cara lain mempromosikan Maluku. Ia selalu memasukkan foto tentang keindahan wisata Maluku ke dalam akun jejaring sosialnya. ”Saya juga menyampaikan kepada teman-teman saya bahwa di sini sudah aman,” katanya.
Kedatangan turis asing ini menandakan kepercayaan dunia internasional terhadap Ambon mulai pulih. Jumlah wisatawan asing pada 2013 sekitar 4.000 orang dan 2014 lebih kurang 5.000 orang. Tahun 2915 ditargetkan 6.000 orang.
Selain kunjungan kapal pesiar, Kota Ambon juga menyelenggarakan kejuaraan Darwin-Ambon Yacht Race and Rally yang digelar setiap tahun. Untuk tahun 2014, sebanyak 24 perahu layar yang ikut berpartisipasi dibandingkan tahun 2013 hanya 19 perahu layar. Jika tahun 2013 pesertanya hanya warga Australia, tahun 2014 berasal dari Selandia Baru, Italia, Belanda, dan Singapura.
Tujuan Darwin-Ambon Yacht Race and Rally untuk mempererat jalinan relasi Ambon dan Darwin yang dirintis sejak 1976 dan 2014 merupakan tahun ke-30.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR