Era smartwatch sepertinya akan menandai babak baru dalam industri teknologi. Pasalnya, perangkat tersebut digadang-gadang menjadi "kebutuhan" manusia selanjutnya setelah smartphone.
Rupanya, Presiden Amerika Serikat Barrack Obama tak mau ketinggalan dengan euforia ini. Dilansir, Kamis (19/3) dari DailyMail, Obama tertangkap kamera sedang mengenakan Surge, smartwatch buatan Fitbit.
Arloji tersebut dikenakan dalam pertemuannya dengan Perdana Menteri Irlandia Enda Kenny. Setelah acara pertemuan, Obama juga makan siang bersama anggota kongres di Capitol Hill, Washington, DC. Fitbit Surge milik Obama tampak setia menemani Presiden tersebut berkegiatan seharian penuh.
Rupa-rupanya, Obama memang telah lama mengidamkan Fitbit Surge. Sebelumnya, Obama masih bingung memilih antara Surge atau Watch ciptaan Apple. Hal ini dikemukakan pada Februari lalu dalam sebuah wawancara.
"Saya belum punya Fitbit, tetapi saya giat berolahraga. Barangkali Apple Watch juga tepat menjadi teman saya berolahraga. Saya akan pertimbangkan dulu," begitu kata Obama kala itu.
Kini, Presiden Amerika pertama yang berkulit hitam tersebut telah mantap menentukan pilihan. Seperti diketahui, Fitbit Surge memang cenderung menyasar orang-orang yang gemar berolahraga.
Perangkat ini dilengkapi sistem teknologi yang dapat memonitor tubuh penggunanya. Surge juga menggunakan sensor LED untuk mengukur detak jantung dan pasokan kalori yang masuk.
Barangkali fitur pelengkap untuk bermain golf pada Surge merupakan salah satu pertimbangan Obama memilih Surge ketimbang Watch. Pasalnya, Presiden ini memang gemar bermain golf.
Hanya saja, tampaknya Obama tak bisa memanfaatkan Fitbit Surge untuk sinkronisasi dengan ponselnya. Fitbit hanya bisa diakses dengan smartphone iOS dan Android, sedangkan Obama hanya diizinkan memakai BlackBerry dengan alasan keamanan.
Jadi, Obama terpaksa tak bisa memanfaatkan fungsi Fitbit Surge secara maksimal. Gelang pintar Fitbit diluncurkan pada pertengahan tahun lalu. Disinyalir, perangkat ini bakal masuk ke Indonesia pada pertengahan tahun 2015. Banderol harganya 250 dollar AS atau setara Rp 3,2 juta.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR