Nationalgeographic.co.id—Sebuah peti mati mini yang ditemukan lebih dari seabad lalu ternyata menyimpan mumi termuda dari Mesir kuno. Ketika para arkeolog pertama kali menemukan peti mati seukuran kotak sepatu itu pada tahun 1907, mereka menganggap peti mati tersebut berisi organ-organ yang dikeluarkan dari tubuh mumi dewasa sebelum dimakamkan.
Namun berdasarkan hasil penelitian terbaru oleh para peneliti di Inggris, peti mati kecil berukuran sepanjang 44 sentimeter itu ternyata berisi sisa jenazah Mesir termuda yang pernah dibalsem untuk dijadikan mumi. Hasil pemindaian computed tomography (CT) mengungkapkan bahwa peti mati itu ternyata tidak menyimpan organ-organ dalam milik mumi dewasa, tetapi berisi mumi kecil janin manusia.
"Selama bertahun-tahun diperkirakan isinya adalah sisa-sisa organ-organ dalam yang dimumifikasi yang dikeluarkan secara rutin selama pembalseman jenazah," kata Fitzwilliam Museum di Cambridge, sebagaimana dikutip dari Science Alert. Peti mati mini yang berisi mumi janin itu kini disimpan di museum tersebut.
Halaman selanjutnya...
Para peneliti di musuem tersebut telah menganalisis isi peti mati mini itu secara keselurugan. Analisis dilakukan dengan metode non-invasif atau tanpa merusak mumi janin itu sama sekali. Mumi itu kini telah dipajang di museum tersebut.
Para ahli Mesir Kuno di museum itu pertama kali mencoba mengintip ke dalam peti mati yang terbungkus rapat menggunakan sinar-X, tetapi hasilnya tidak meyakinkan. Jadi mereka pergi ke Departemen Zoologi di Cambridge University untuk meminjam pemindai CT kampus tersebut, dan akhirnya dapat melihat garis besar isi peti mati itu. Dan hasilnya, isi peti mati kecil itu tampak sebagai janin yang keguguran.
Hebatnya, dilihat dari hasil pemindaian CT ini, tim peneliti bahkan bisa memperkirakan berapa usia anak tersebut saat meninggal. Menurut Ian Johnston dari The Independent, bayi itu mengalami keguguran antara 16 dan 18 minggu di masa kehamilan.
Baca Juga: Mumi Janin Abad ke-19 Ungkap Prosedur Aborsi Kuno yang Paling Ekstrem
"Gambar penampang yang dihasilkan ini memberikan gambar pertama dari sisa-sisa tubuh manusia kecil yang tersimpan di dalam perban pembalutnya, yang tetap tidak terganggu," kata pihak museum.
"Dari hasil pemindaian CT mikro, terlihat bahwa janin itu menyilangkan kedua tangannya di dada. Posisinya ini, ditambah dengan kerumitan peti mati kecil itu dan dekorasinya, merupakan indikasi yang jelas tentang nilai penting dan waktu yang diberikan untuk penguburan ini dalam masyarakat Mesir."
Mumi ini bukanlah mumi janin pertama dari Mesir kuno yang pernah ditemukan. Sebelumnya, di makam Tutankhamun atau Raja Tut juga pernah ditemukan dua mumi janin.
Baca Juga: Penemuan Jasad Bangsawan Khuwy: Sejarah Mumi Mesir Perlu Ditulis Ulang
Namun, mumi janin yang kini tersimpang di Inggris ini merupakan mumi janin termuda dari Mesir kuno. Sebab, dua mumi janin yang ditemukan di makam Raja Tut itu diperkirakan meninggal pada usia kehamilan sekitar 25 minggu dan 37 minggu.
Para peneliti memperkirakan mumi janin ini berasal lebih dari 2.000 tahun lalu. Sebab, dilihat dari kotak yang menjadi tempat persemayamannya, peti mati kayu cedar itu merupakan miniatur sempurna dari peti mati ukuran biasa dari Periode Akhir Mesir. Tim peneliti memperkirakan peti mati tersebut kemungkinan berasal dari sekitar tahun 644 Sebelum Masehi hingga 525 Sebelum Masehi, sebagaimana dilansir CBS News.
Pihak museum mengatakan mumi janin bayi dengan 10 jari tangan dan kaki yang terawetkan dengan sempurna itu telah memberi tahu kita banyak tentang sistem kepercayaan Mesir kuno. Mumi janin ini mengungkapkan bahwa seorang anak yang belum lahir pun tampaknya juga diperlakukan dengan penuh hormat dan dijadikan mumi sebagai perbekalan perjalanannya menuju akhirat.
"Temuan terobosan ini mendidik kita lebih jauh dalam konsepsi kita tentang betapa berharganya anak yang belum lahir dalam masyarakat Mesir Kuno," ujar Julie Dawson, kepala konservasi di Fitzwilliam Museum.
Baca Juga: Misteri Asal-Usul Mumi Tarim yang Ditemukan di Uighur Xinjiang Terkuak
Source | : | CBS News,Science Alert |
Penulis | : | Utomo Priyambodo |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR