Para ilmuwan telah lama mengetahui bahwa human immunodeficiency virus (HIV) menyerang CD4 sel T manusia, menurunkan kekebalan tubuh, dan memicu acquired immune deficiency syndrome (AIDS). Meski demikian, pola penyebaran virus itu masih merupakan teka-teki.
Berusaha memecahkan teka-teki itu, pakar HIV sekaligus keamanan jaringan dari University College London, Changwang Zhang, mengembangkan simulasi. Modelnya terinspirasi dari virus Conficker menginfeksi jaringan militer dan polisi Eropa kali pertama pada tahun 2008.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa penyebaran HIV di dalam tubuh mirip dengan pola penyebaran Conficker. "Keduanya memakai mekanisme hibrida, bertahan dalam waktu lama, dan sulit dihilangkan," kata Zhang.
Untuk masuk ke sebuah jaringan, Conficker memilki dua jalur, yaitu anta-komputer secara langsung dan lewat internet. HIV juga punya dua jalur, yaitu lewat darah dan langsung antar-sel.
"Model yang kami kembangkan menjelaskan ciri-ciri penting untuk memprediksi proses infeksi," kata Zhang seperti dikutip Daily Mail. Zhang menambahkan, model itu akan membantu memerangi dua virus itu, baik untuk komputer maupun secara biologis.
Untuk mengonfirmasi pemodelan, Zhang meneliti 17 pasien HIV positif di London. Hasilnya, model penyebaran secara hibrida paling pas untuk menjelaskan kondisi pada pasien tersebut.
Terkait HIV, karena diketahui menyebar secara hibrida, penyebaran antar-sel secara langsung tak bisa diremehkan. Namun, pola penyebaran itulah yang justru kemungkinan berperan lebih besar mempercepat perkembangan HIV ke AIDS.
Benny Chain, ilmuwan University College London yang turut serta dalam penelitian, mengatakan, "Jumlah HIV dalam aliran darah selalu lebih rendah, dan model kami menunjukkan bahwa HIV dalam darah saja tak akan mampu menyebabkan AIDS."
"Kemungkinan besar, HIV bersembunyi di tempat yang punya populasi sel T tinggi, seperti saluran pencernaan, dan kemudian menggunakan mekanisme antar-sel untuk menyebar secara efisien," imbuhnya.
Adanya HIV yang bersembunyi dalam tempat kaya sel T itu menunjukkan perlunya penggunaan antiretroviral (ARV) segera. Sebab, apa jadinya bila manusia terinfeksi HIV, virus itu langsung bersembunyi di tempat tersebut?
"Model kami memberi petunjuk bahwa memblokir penyebaran antar-sel akan mencegah perkembangan HIV menjadi AIDS, menggarisbawahi perlunya cara perawatan baru," ujar Chain. Ke depan, Chian dan Zhang berencana mempelajari langsung penyebaran virus serupa HIV pada hewan.
Penulis | : | |
Editor | : | Ajeng |
KOMENTAR