Munculnya jaringan toko kebutuhan pangan multi-nasional, produksi makanan skala besar, dan ketersediaan banyak buah dan sayuran sepanjang tahun telah menjadi keuntungan bagi para konsumen. Kenyamanan dan harga yang lebih murah hanyalah beberapa dari keuntungan itu. Namun hal ini juga memiliki kelemahan yang bisa dilihat dan dirasakan, seperti tomat yang keras dan stroberi yang tawar.
Kini di beberapa rumah kaca, pertanian kecil dan lahan riset di seluruh Amerika, muncul suatu gerakan kebangkitan, atau rennaisance, hasil dari kolaborasi antara para pemulia atau penyilang tanaman, petani, koki dan petani bibit untuk menciptakan variasi sayuran yang lebih memiliki cita rasa; dan beberapa juga mengandung lebih banyak vitamin.
Penyilang tanaman dari Oregon State University, Jim Myers menjelaskan bahwa upaya ini bukan merupakan mukjizat rekayasa genetika.
"Yang saya lakukan adalah pembibitan konvensional atau tradisional. Ada banyak variasi genetika di luar sana yang bisa kita garap," ujarnya.
Penyerbukan silang
Laboratorium Myers di Corvallis memfasilitasi penyerbukan silang antara tanaman tertentu dengan sifat-sifat yang diinginkan. Di rumah kaca yang hangat dan lembab, para asisten peneliti yang punya gelar sarjana mempersenjatai diri dengan pinset untuk memasukkan serbuk sari tertentu ke tanaman brokoli yang sedang mekar di satu bagian dan buncis di bagian lain. Setelah itu, para peneliti membungkus beberapa tanaman yang sudah disilang agar tidak ada bahan-bahan genetik lainnya yang masuk. Label yang tergantung yang menjelaskan tanaman apa saja yang disilang membuat barisan brokoli tampak seperti pohon Natal mini.
Rencana mereka adalah untuk memilih hasil yang terbaik untuk kemudian dijual. OSU sudah mengeluarkan jenis tomat bermerek dagang Indigo Rosedan Indigo Cherry Drops. Buah berwarna ungu gelap itu mengandung nutrisi yang lebih tinggi.
Myers mengatakan produk berikutnya yang akan ia hasilkan adalah cabe habanero yang tidak terlalu pedas. Ia mengumpulkan timnya di rumah kaca untuk mencicipi cabe dengan berbagai warna tersebut.
Hasilnya?
"Sedikit pedas. Tapi tidak terlalu," kata salah satu anggota tim. "Mulut saya tidak terbakar, hanya sedikit pedas."
"Saya pikir juga sedikit manis," kata Lyle Wallace, salah satu siswa Myers.
"Rasanya lebih seperti bunga daripada cabe merah biasa yang dipanggang," tambah Abi Graham, seorang asisten lab lainnya.
Di Marrowstone Island di Puget Sound, direktur eksekutif Organic Seed Alliance Micaela Colley baru-baru ini memeriksa hasil percobaan brokoli ungu dan jenis tanaman baru lainnya. Proyek di lahan riset Washington State University adalah salah satu mitra pembibitan organisasinya.
"Kami sedang memilih tanaman yang tahan banting di musim dingin," kata Colley, memberikan gambaran tentang ke mana arah pemuliaan sayuran yang dilakukan organisasinya. Tujuannya adalah memperpanjang musim tanam di Pacific Northwest. "Kami mencoba untuk mendukung ketersediaan pangan sepanjang tahun," tambahnya. Bawang bombay, sawi putih dan kubis juga bagian dari uji coba tersebut.
Colley mengatakan produsen sayuran besar "tidak dengan sengaja membuang cita rasa" selama beberapa dekade terakhir ini. Dia melihat itu sebagai pilihan priotitas. "Lebih banyak penekanan pada pengiriman, penanganan dan keseragaman."
OSA telah melakukan penyilangan untuk sifat-sifat lain seperti cita rasa, warna dan performa optimal di iklim lokal selama bertahun-tahun.
"Ini bukan ide brilian baru. Ini ide yang sudah lama kami lakukan disaksikan publik."
Sayuran desainer
Sekitar dua tahun yang lalu, seorang koordinator peneliti di laboratorium Jim Myers memulai Culinary Breeding Network untuk menghubungkan para penyilang di sekitar kawasan tersebut bersama para konsumen seperti koki. Direktur jaringan tersebut, Lane Selman, mengatakan tujuannya adalah untuk menciptakan tanaman warisan untuk masa depan. Istilah lain yang beredar juga termasuk "sayuran desainer" dan pemuliaan atau persilangan sayuran "artisan." Seorang kolumnis Idaho Statesman menyebutkan "tanaman hasil iseng-isengan tahun ini."
Tapi ini bukan pekerjaan iseng, kata Phil Simon, seorang penyilang sayuran berbasis di Wisconsin yang bekerja untuk Agricultural Research Servicepemerintah federal. "Menurut saya kita kembali ke asal kita sebagai penyilang sayuran dengan mencari cita rasa dan aspek lain untuk menjaga kualitas terhadap para konsumen."
Simon telah melakukan penyilangan untuk mendapatkan wortel yang lebih baik selama 35 tahun. Ia memuji meningkatnya gerakan "makanan lokal" di Amerika Utara dan tempat-tempat lain yang berusaha mengembalikan cita rasa kepada sayuran.
"Setidaknya di beberapap kasus, produksi lokal yang lebih banyak berarti lebih banyak konsumen lokal yang mencari sayuran yang berkualitas, yang mereka dapatkan dari sumber lokal, dan penanam lokal yang mencari jenis sayuran yang bisa memenuhi permintaan konsumen tersebut."
Beberapa jenis sayuran dengan cita rasa dan gizi yang ditingkatkan sekarang sudah tersedia. Sayuran lainnya seperti peterseli khusus, sayuran hijau Asia dan cabe habanero tidak terlalu pedas yang masih disempurnakan.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR