Panglima Komando Pasifik Amerika (PACCOM) memberitahu anggota Kongres, Rabu, China sedang terlibat dalam sebuah upaya reklamasi daratan cukup besar di pulau-pulau yang dipertikaikan di Laut China Selatan. Laksamana Samuel Locklear juga mengatakan, meskipun ekonominya mengalami perlambanan, China mempertahankan kenaikan belanja pertahanannya dalam rangka melaksanakan program modernisasi militer yang menyerluruh.
Laksamana AL Amerika Samuel Locklear mengatakan kepada anggota Komite Angkatan Bersenjata DPR Amerika bahwa China tidak menunjukkan tanda-tanda memperlambat laju modernisasi militernya, khususnya Angkatan Laut. Katanya, kenaikan diatas 10 persen setiap tahun terus dilakukan pada 2015 sehingga memungkinkan mereka meraih pengaruh di Laut China Selatan dan Timur.
“Kini, mereka melakukan ini disertai ikhtiar reklamasi daratan yang cukup besar di Kepulauan Spratly dan penyempurnaan fasilitas di kepulauan Paracel, yang merupakan dua kawasan di Laut China Selatan," kata Locklear.
Panglima PACCOM mengatakan hal ini memberi China kemampuan untuk mengerahkan, menempatkan dan melakukan pemasokan untuk kapal-kapalnya, seperti misalnya kapal patrolinya di kawasan itu.
Tambah Locklear, “Hal ini memungkinkan mereka untuk memperbesar pengaruh atas sebuah daerah yang kini dipertikaikan. Perluasan daratan disana pada akhirnya juga mengarah pada pengerahan fasilitas lain, seperti radar jarak jauh, sistem misil canggih, dan ini bisa menjadi platform bagi mereka, seandainya mereka menginginkannya, menciptakan pertahanan udara.”
Locklear mengatakan, sampai sekarang, negara-negara Asia Tenggara, termasuk Filipina dan Vietnam juga meng-klaim kepulauan Spratly dan Paracel, dan mereka tidak berhasil merumuskan sebuah tanggapan efektif terhadap tindakan China ini.
Gambar-gambar yang dirilis oleh Digital Globe, sebuah perusahaan pemotretan satelit, Selasa, memperlihatkan pulau Woody dan Duncan, bagian dari Paracel, timur dari Vietnam, telah diperluas secara cukup signifikan.
Gambar-gambar lainnya memperlihatkan konstruksi secara cepat oleh China di paling sedikit 7 pulau di kelompok Spratly antara Vietnam dan Filipina. Jurubicara kementerian luar negeri Tiongkok telah meng-indikasikan pulau-pulau buatan ini akan dipakai untuk maksud-maksud militer dan sipil.
Minggu lalu, Presiden Obama mengatakan, keprihatinan kami dengan China adalah ketidak patuhannya pada norma dan aturan internasional, serta mempergunakan kekuatannya untuk memaksa negara-negara lain kedalam posisi bawahan. Tetapi presiden mengatakan, ia berpendapat sikap agresif China yang semakin mengkhawatirkan ini bisa diatasi lewat upaya diplomatik.
China menuduh Washington berfihak dalam pertikaian dan campur tangan dalam urusan kawasan, termasuk pertikaian teritorial Beijing dengan Jepang seputar pulau-pulau di Laut China Timur, hal ini katanya dilakukan Amerika untuk menyelamatkan pengaruhnya yang semakin mengendur di kawasan Asia Pasifik.
John Blaxland, seorang peneliti pertahanan senior di Australian National University, mengatakan, Washington frustrasi menyaksikan perkembangan ini. Kata Blaxland, China mendukung klaim teritorialnya dengan pengerahan sumber daya besar-besaran dan dengan demikian memperbaharui tatanan kekuatan di Laut China Selatan.
Penulis | : | |
Editor | : | Faras Handayani |
KOMENTAR