Dalam sejarahnya, Bumi pernah menjadi kanibal, melahap sesama planet planet. Itu terungkap dalam studi Bernard Wood, pakar geokimia Universitas Oxford, yang diterbitkan di jurnal Nature minggu ini.
Pelahapan planet oleh Bumi itu kini memiliki dampak positif. Bumi menjadi punya medan magnetik yang melindungi dari radiasi dari alam semesta. Bila tak ada medan magnet itu, maka tak mungkin Bumi bisa mendukung kehidupan.
Penelitian Wood dilatarbelakangi oleh pertanyaan tentang asal-usul medan magnet Bumi. Teori yang menyatakan bahwa Bumi terbentuk dari obyek-obyek seperti asteroid tak cukup memuaskan sebab tidak bisa menjelaskan asal-usul medan magnet Bumi.
Untuk memiliki medan magnetik, sebuah planet harus mengandung unsur-unsur radioaktif seperti thorium dan uranium. Unsur-unsur itu melepaskan radiasi panas seiring proses penguraiannya.
Permasalahannya adalah, untuk bisa menghasilkan medan magnetik, maka unsur itu harus tetap berada di inti Bumi. Sementara, uranium dan thorium suka bergabung dengan oksigen sehingga cenderung ringan dan akan terangkat ke permukaan Bumi.
"Unsur-unsur itu sangat suka oksigen dan sangat membenci logam, jadi tak ada cara mereka bisa bertahan di inti Bumi," ungkap Wood seperti dikutip Los Angeles Times pada Eabu (15/4/2015) lalu.
Wood dan rekannya, Anke Wohlers, kemudian menyadari bahwa ada jalan bagi unsur radioaktif untuk tetap dapat bertahan di inti Bumi. Kuncinya, adanya senyawa sulfida yang tereduksi, belerang yang kehilangan oksigen. Dan memang, senyawa itu ada di inti Bumi.
Wood dan Wohlers lalu melakukan eksperimen dengan alat laboratorium bertekanan tinggi. Mereka melihat tingkah laku thorium, uranium, dan unsur lain yang disebut unsur jarang pada lingkungan yang kaya sulfida tereduksi.
"Dan kami menemukan sesuatu yang membanggakan dan mengejutkan bahwa uranium secara kuat membagi dalam lingkungan yang kaya sulfida dan sangat miskin kandungan oksigennya," kata Wood.
Eksperimen juga menjawab pertanyaan tentang mengapa unsur jarang samarium terletak lebih dekat dengan permukaan dari neodymium. Sebabnya, lebih neodymium cepat meggaet besi dari samarium sehigga lebih "tenggelam".
Tapi, dari mana Bumi yang kaya oksida pada awalnya mendapatkan senyawa sulfida? Ilmuwan berpikir, itu didapatkan dari tabrakan antara Bumi dengan planet seperti Merkurius. Planet itu menyerupai Merkurius dalam arti komposisinya. Massanya sendiri diduga mendekati Mars.
Tabrakan itu membuat Bumi melahap sebagian materi dari si planet penabrak. Massa planet penabrak yang setara Mars sendiri menarik sebab ilmuwan telah lama menduga bahwa Bumi pernah bertabrakan dengan planet semacam itu.
Tabrakan itu juga menarik sebab ilmuwan berpandangan bahwa Bulan pun tercipta dari proses tabrakan dengan planet bermassa setara Mars. Bila tabrakan itu memang ada, maka dampaknya ada dua, memberikan Bumi medan magnetik serta menciptakan Bulan.
Richard Carlson dari Carnegie Institution for Science di Washington mengungkapkan, riset lanjut diperlukan untuk benar-benar mengonfrimasinya. Namun ia mengatakan, Wood membuat pembuktian menarik bahwa thorium memang bisa bergabung dengan sulfida di inti Bumi.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR