Tiap paru-paru mengandung 300 juta balon kecil yang disebut alveoli. Gunanya untuk menggantikan sisa karbon dioksida di darah dengan oksigen. Jika alveoli tersebut terisi air, maka paru-paru menjadi satu-satunya organ tubuh manusia yang mampu mengapung dalam air.
Para peneliti medis pernah menggunakan kemampuan mengapung paru-paru pada atopsi untuk menentukan apakah seorang bayi dalam keadaan stillborn (mati dalam kandungan) atau tidak. Jika paru-paru mengapung, itu berarti bayi masih hidup. Jika tidak, itu berarti sang bayi masih dalam keadaan stillborn. Metode ini seringkali akurat, seperti yang diberitakan di International Journal of Legal Medicine.
Pada manusia dan hewan, paru-paru dan batang tenggorokan berfungsi dalam proses penyediaan oksigen untuk sel dan jaringan tubuh.
Pentingnya peran paru-paru dan kerongkongan itu membuat orang-orang Mesir menciptakan hieroglyph, suatu simbol yang menggambarkan paru-paru yang menempel pada tenggorokan. Simbol itu menggambarkan pentingnya hubungan erat antara rakyat kelas tinggi maupun kelas rendah di Mesir demi terciptanya persatuan negeri. Simbol paru-paru dan batang tenggorokan itu kerap ditemukan di artefak berupa pakaian, perabotan maupun perhiasan yang asalnya dimiliki farao—para pemimpin di Mesir.
Asma merupakan penyakit kronis pada paru-paru yang menyebabkan rasa terbakar dan mengecilnya saluran udara sehingga menghambat masuknya udara.
Tapi tahukah Sahabat? Di tahun 1930 sampai 1950 orang pernah mengira bahwa asma merupakan penyakit psikologis, sehingga penyembuhannya juga berdasarkan ilmu psikoanalisis. Bahkan, menurut artikel yang dilansir Journal Clinical Practice and Epidemiology in Mental Health, dulu para dokter menginterpretasikan keluhan asma pada anak kecil sebagai tangisan utuk memanggil orangtuanya.
Ratarata manusia dewasa hanya dapat menahan napasnya selama 30 sampai 60 detik, karena adanya keharusan darah untuk memproses karbon dioksida, daripada kekurangan oksigen.
Sementara orang lain hanya mampu menahan napas selama kurang dari satu menit, beberapa penyelam bebas memiliki teknik berbeda yang memungkinkan mereka menahan napas selama berpuluh-puluh menit. Teknik yang dinamakan hyperventilation itu membuat tubuh mengurangi konsentrasi karbon dioksida dalam darah, membuat mereka mampu menahan napas dalam waktu lama.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR