Dalam upaya mendukung program Nawa Cita pemerintahan Presiden Joko Widodo, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mendukung pembangunan dan pengembangan 100 Taman Sains dan Teknologi di beberapa titik di wilayah Indonesia.
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) merupakan salah satu lembaga dari ketujuh lembaga yang ikut dalam pembangunan dan pengembangan taman sains dan teknologi.
Pada tahun 2015, LIPI menargetkan akan membangun taman sains dan teknologi di kawasan Cibinong, Jawa Barat. Selain itu, ada tujuh taman tekno yang juga akan dibagun di beberapa wilayah di Indonesia antara lain, Enrekang Sulawesi Selatan, Banyumek dan Mataram Nusat Tenggara Barat, Tasikmalaya Jawa Barat, Tual Maluku, Ternate Maluku Utara.
Taman sains merupakan pengembangan dari penelitian dasar ke hilir, sedangkan taman tekno adalah implementasi dari penelitian yang dilakukan. Namun, keduanya sama-sama kawasan yang diperuntukkan untuk pengembangan iptek yang berperan mendorong komersialisasi.
Hal tersebut dikatakan oleh Prof. Dr. Enny Sudarmonowati, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati dalam peresmian 100 Taman dan Teknologi di Convention Hall, Bandung Techno Park,Kamis (7/8/2015) lalu.
Dalam pembangunan dan pengembangan ketujuh tamannya, LIPI mengangkat keunggulan di dalam bidang bioresources untuk memanfaatkan keanekaragaman hayati menjadi produk yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan menggunakan teknologi yang akan LIPI sediakan.
“Sains dan teknonya bisa dari segi peternakan, pertanian, maritim, dan perairana air tawar yang akan dicontohkan teknologi juga produknya”, ujar Prof. Dr. Enny Sudarmonowati.
Tujuan dari pembangunan menjadi pusat pengembangan dan edukasi iptek juga untuk mempercepat alih teknologi LIPI kepada masyarakat dan komunitas industri.
Dalam prosesnya, LIPI memilih wilayah tersebut yang telah melakukan kerja sama sebelumnya seperti Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan yang sebelumnya telah bekerja sama dengan LIPI dalam hal peternakan, dan membuat kebun raya.
Menurut Prof. Dr. Enny Sudarmonowati, hal tersebut dilakukan agar tidak memulai dari nol dan tidak memakan waktu lama. Selain itu, komitmen pemerintah daerah, penyediaan lahan, dan penyediaan dana merupakan hal yang paling penting.
“Nantinya kita (LIPI) akan memberikan pelatihan kepada masyarakat dan pemerintah daerah. Tak hanya itu, kreatifitas pun akan diberikan seperti cara mengemas dengan baik, membuat komik, dan beberapa hal lainnya,” tutupnya.
PGN Tanam 5.000 Mangrove di Semarang: Awal Komitmen untuk Dampak Lingkungan dan Ekonomi yang Lebih Besar
Penulis | : | |
Editor | : | Puri |
KOMENTAR