Ratusan juta tahun lalu, spesies hewan tak bertulang belakang yang mempunyai bentuk serupa tabung, panjang hingga 39 sentimeter, punya mulut moncong (proboscis), serta gigi begitu melimpah dan beragam.
Paleontolog bernama Charles Walcott pertama kali menemukan fosil makhluk yang kerap disebut cacing penis, padahal bukan cacing, itu pada tahun 1911 di Burgee Shale, formasi batuan di wilayah Kanada yang menyimpan banyak fosil hewan purba.
Spesies cacing penis pertama yang ditemukan itu dinamai Ottoia prolifica. Sejumlah spesies jenis tersebut disimpan di Royal Ontario Museum dan Smithsonian National Museum for Natural History.
Baru-baru ini, Martin Smith dari University of Cambrigde di Inggris sedang berusaha menyusun buku saku tentang gigi O prolifica. Ia mengamati 40 spesimen jenis itu dari Upper Walcott Quary di Smithsonian dan 70 dari Lower Walcott Quarry di Royal Ontario Museum.
Tak diduga, dia menemukan perbedaan signifikan antara dua grup itu. Spesimen dari Lower Walcott Quarry punya tiga cabang gigi, sementara dari Upper Walcott Quarry punya delapan cabang gigi.
Berdasarkan perbedaan itu, Smith dalam publikasinya di jurnal Paleontology, Rabu (6/5), membagi O prolifica menjadi dua, yaitu O prolifica itu sendiri dan jenis baru O tricuspida bagi yang punya tiga cabang gigi.
Smith, seperti diberitakan Livescience, kemarin, menyatakan bahwa cacing penis ternyata lebih beragam dari yang diduga. Hanya saja, hewan purba itu belum banyak dipelajari ciri-cirinya.
Tak Hanya Cukupi Kebutuhan Gizi, Budaya Pangan Indonesia Ternyata Sudah Selaras dengan Alam
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR