Untuk yang kelima kalinya Climate Change Education Forum and Expo digelar di Indonesia. Pameran yang didukung oleh Kementrian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ini mengusung tema “Penguatan Pembangunan Untuk Masa Depan Berkelanjutan” berlangsung selama empat hari mulai 14 hingga 17 Mei 2015 di Assembly Hall, Jakarta Convention Center.
Minimnya pengetahuan masyarakat terhadap perubahan iklim membawa mereka pada pameran ini. “Bumi semakin panas, saya sendiri merasakannya. Tapi baru saya sadari kalau kondisinya ternyata sudah separah ini.” ujar Tatitya salah seorang pengunjung.
Baca juga: Percayalah Kita Iklim Tengah Berubah?
Hingga Sabtu, 16 Mei 2015 sudah tercatat lebih dari 40.000 pengunjung memadati ICCEFE. “Kita undang sekolah-sekolah, karena memang target utama kita untuk mengedukasi sekaligus menggerakkan generasi muda yang akan melanjutkan perbaikan dunia sejak dini.” jelas Mella Royat, project manager ICCEFE 2015.
Di tahun ini, pameran ini menghadirkan peran dari para stakeholder dalam mewujudkan pembangunan rendah emisi. Lebih dari 50 organisasi dan institusi melaporkan hasil penelitian dan upayanya dalam mendukung climate change movement. Di antaranya adalah Pertamina yang hadir dengan program “Sobat Bumi”, Djarum Foundation menanam 37.000 pohon trembesi sepanjang jalur Pantura, Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang mengedukasi anak-anak melalui lukis dan permainan.
Tak ketinggalan BMKG yang melaporkan hasil penelitian kualitas udara di beberapa kota di Indonesia. Tak hanya itu, BMKG juga mengajak pengunjung untuk bergabung dalam program Urban Iklim guna mencapai target menurunkan emisi gas sebesar 2 derajat celcius. “Gaya hidup manusia selama ini menjadi penyumbang emisi gas terbesar. Kesadaran masyarakat masih rendah sehingga membutuhkan edukasi yang lebih mendalam.“ ujar Budi Suhardi, Kepala Bidang Bina Operasi Urban Iklim dan Kualitas Udara.
Berbagai cara untuk menyampaikan upaya perbaikan bumi telah terangkum dalam pameran ini. Diharapkan generasi muda tak hanya mampu beradaptasi dengan perubahan iklim, melainkan bisa berkontribusi untuk membangun bumi yang lebih sehat.
Penulis | : | |
Editor | : | Faras Handayani |
KOMENTAR