Para arkeolog mengklaim telah memperoleh bukti kasus pembunuhan pertama dalam sejarah manusia setelah menemukan bekas luka mematikan pada sebuah tengkorak manusia purba yang ditemukan di Spanyol.
Dengan menggunakan teknologi forensik modern, para ahli menganalisis tengkorak berusia 430.000 tahun yang ditemukan dari sebuah goa bawah tanah. Para ilmuwan menemukan fakta menarik setelah berhasil menyatukan kembali 52 buah kepingan dari tengkorak yang kondisinya nyaris utuh itu.
Mereka menemukan dua lubang yang berdekatan pada tengkorak tersebut tepat di atas mata kiri. Para ahli meyakini luka tersebut disebabkan dua benturan terpisah yang dihasilkan obyek yang sama, yang berasal dari lintasan yang berbeda.
Para ahli yakin dua luka pada tengkorak itu bukanlah luka yang disebabkan jika seseorang terjatuh ke dalam sebuah lubang goa sedalam 13 meter. "Tengkorak ini menunjukkan dua luka yang menembus tulang dahi, di atas mata kiri," kata Dr Nohemi Sala, yang memimpin penggalian itu.
Tengkorak yang dikenal dengan nama Cranium 17 itu merupakan bagian dari sisa 28 tengkorak manusia yang berusia sekitar 430.000 tahun yang ditemukan di sebuah ruangan di dasar goa tersebut.
Sisa-sisa tengkorak di dalam goa itu berasal dari genus Homo, keluarga terdekat dengan spesies manusia modern. Namun, usia tengkorak ini terlalu tua untuk menjadi bagian dari spesies manusia modern, Homo Sapiens.
Tengkorak Cranium 17 ini kemungkinan milik spesies awal Neanderthal atau nenek moyang manusia yang jauh lebih tua, Homo Heidelbergensis.
Sejauh ini, hanya ada dua kemungkinan kasus pembunuhan lain yang ditemukan dalam data temuan fosil manusia, tetapi bukti-bukti pembunuhan terhadap kedua fosil yang lain ini sangat tidak jelas.
Kasus pertama, seorang Neanderthal yang tewas beberapa pekan setelah menderita luka tusukan yang menembus tubuhnya. Namun, tidak jelas apakah penyebab kematiannya memang terkait luka tersebut.
Kasus kedua terdapat pada fosil manusia yang lebih modern dari periode Upper Palaeolithic sekitar 10.000-50.000 tahun lalu. Dari fosil yang ditemukan, manusia ini mengalami luka akibat terkena benda tajam di sekitar waktu kematiannya. Namun, manusia ini kemungkinan tewas dalam kecelakaan saat berburu.
Para ahli menemukan 28 tulang belulang manusia purba di sebuah goa berkedalaman 13 meter setelah melakukan penggalian di situs itu selama 20 tahun. Namun, para arkeolog, yang menerbitkan temuan mereka dalam jurnal ilmiah Plos One, mengatakan masih belum mengetahui bagaimana ke-28 manusia purba itu bisa tiba di dasar goa tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR