Warga Pulau Ai, Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, digegerkan dengan fenomena perubahan air laut di kawasan tersebut, Minggu (21/6). Warga geger dan panik lantaran air laut di wilayah tersebut tiba-tiba saja berubah menjadi merah.
Kondisi ini membuat warga yang umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan itu enggan melaut seperti biasanya. Warga mengaku memilih tidak melaut karena takut terjadi sesuatu.
Salah satu tokoh masyarakat setempat, Ahmad Ali, mengatakan saat dihubungi dari Ambon bahwa perubahan air laut dari kebiruan menjadi merah seperti darah membuat warga pesisir di pulau itu kini merasa sangat khawatir. Warga khawatir karena kejadian itu baru pertama disaksikan.
"Hampir semua masyarakat di pulau ini dibuat geger saat melihat air laut berubah seperti darah," kata Ahmad.
Fenomena itu pun menimbulkan berbagai spekulasi di masyarakat yang mendiami pulau kecil di gugusan Kepulauan Banda itu. Warga beranggapan, air laut yang tiba-tiba berubah seperti darah itu pertanda bahwa sesuatu akan terjadi.
"Ini pasti pertanda sesuatu akan terjadi, tetapi kita belum tahu apa yang akan terjadi. Semoga bukan pertanda bahaya," kata Alwi, salah satu warga lain.
Perubahan air laut menjadi seperti darah ini spontan membuat warga pesisir yang umumnya bermata pencaharian sebagai nelayan di pulau itu memilih tidak melaut dan hanya beraktivitas di rumah.
"Tidak ada yang berani melaut. Kami sendiri takut ke laut karena memang air lautnya seperti darah," katanya.
Tak hanya warga Pulau Ai, fenomena perubahan air laut menjadi seperti darah itu juga memicu kehebohan tersendiri di media sosial, seperti Facebook. Salah satu pengguna akun Facebook bernama Salman bahkan berspekulasi bahwa perubahan itu adalah pesan kepada warga pulau itu agar lebih berhati-hati.
"Air laut berubah seperti darah. Ini sebuah pertanda agar warga lebih hati-hati pada bulan puasa ini," kata Salman.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR