Seorang perempuan penderita amnesia yang ditemukan di Negara Bagian California meminta pengguna dunia maya untuk menemukan identitasnya.
Perempuan yang diberi nama Sam itu ditemukan oleh pemadam kebakaran di bagian selatan California awal tahun ini.
Berdasarkan halaman Facebook yang dibuat oleh Sam, para dokter mengatakan bahwa sebuah tumor besar mungkin telah menghapus semua ingatannya.
Interpol telah memasukkan dia pada daftar orang hilang.
Badan kepolisian internasional itu mengatakan Sam berumur sekitar 50 tahun-an serta lancer berbicara bahasa Inggris dan Prancis.
Dalam sebuah wawancara televisi pada Selasa (30/06), Sam mengaku tidak ingat siapa dirinya dan darimana asalnya.
“Saya tidak bisa ingat apapun. Bagaimana saya tiba di sini. Saya tidak memiliki barang apapun. Tidak memakai perhiasan atau membawa tas,” katanya kepadaNBC 7 TV.
“Seperti ada kabut tebal dalam ingatan saya, di otak saya, yang tidak bisa saya tembus.”
Dia mengatakan bisa mengingat mimpi ketika sedang berenang di sebuah pantai di Perth, Australia Barat, dan juga di Cairns, Byron Bay dan Hawaii.
Dia menggunakan media sosial untuk menyebarkan ceritanya, berharap seorang anggota keluarga atau temannya melihat dan menghubunginya.
Dia ditemukan dalam keadaan “hampir tidak sadar” oleh regu tanggap darurat di resor Carlsbad di pesisir California, Februari tahun ini, lapor NBC 7.
Sam mengatakan kepada wartawan bahwa dia didiagnosa menderita kanker ovarium tahap tiga setelah ditemukan oleh pihak berwenang, dan para dokter mengeluarkan tumor sebesar bola voli.
Mereka mengatakan Sam menderita “retrograde amnesia” – sejenis kehilangan ingatan yang terjadi ketika mengalami penyakit.
Sam, yang berbicara dengan aksen Australia yang samar, mengatakan dia khawatir akan meninggal sebelum menemukan identitasnya dan lokasi keluarga dan kerabatnya.
Pihak FBI juga dilaporkan sedang mengusut kasus misterius Sam, namun sejauh ini belum mendapat petunjuk.
Masa Depan Pengolahan Sampah Elektronik Ada di Tangan Negara-negara Terbelakang?
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR