Sebagai bentuk syukur setiap bertemu hari besar umat muslim, Idul Fitri, Keraton Yogyakarta rutin menggelar tradisi Grebeg Syawal. Tak terkecuali tahun ini, grebeg akan diselenggarakan pada Sabtu, 18 Juli 2015.
Sebanyak tujuh gunungan berisi hasil bumi akan diarak ke tiga tempat. Lima gunungan akan diarak Masjid Kauman, satu ke Kantor Gubernur serta satu lagi ke Kantor Wakil Gubernur.
Prosesi Grebeg Syawal biasanya diselenggarakan sehabis shalat Ied. Tahun ini, grebeg diselenggarakan pada 2 Syawal, namun hal tersebut diyakini tidak akan menyurutkan minat masyarakat untuk ngalap berkah (berebut gunungan).
Gunungan Lanang merupakan simbol perwujudan sedekah Sultan kepada rakyatnya. Isinya adalah sayur mayur dan hasil bumi yang disusun rapi dan bertingkat membentuk gunung.
Selain Gunungan Lanang, ada juga Gunungan Wadon, Gunungan Gepak, Gunungan Darat dan Gunungan Pawuhan.
Gunungan akan diarak dari Keraton sekitar pukul 07.00. Sebelum diperebutkan masyarakat, gunungan akan didoakan terlebih dahulu di Masjid Kauman.
Setelah didoakan, barulah gunungan digelar untuk masyarakat. Seperti yang sudah-sudah, orang-orang akan berupaya sedekat mungkin dengan gunungan dan secepat mungkin mengambil isinya. Isi gunungan dipercaya akan mendatangkan berkah bagi mereka yang memilikinya.
Tidak hanya menarik minat penduduk Yogyakarta, tradisi ini juga menyita perhatian banyak turis lokal, maupun manca negara. Bagi kawan-kawan yang sedang berada di Yogyakarta, baik dalam rangka mudik maupun liburan, Grebeg Syawal merupakan tradisi yang sayang untuk dilewatkan.
Penulis | : | |
Editor | : | Saeful Imam |
KOMENTAR