Harinya telah tiba! Kurang dari 9 jam lagi dan New Horizons akan tiba di Pluto! Perjalanan panjang itu akan segera berakhir atau lebih tepatnya akan segera dimulai untuk memperoleh lebih banyak cerita tentang planet kerdil dan satelit-satelitnya pada jarak terdekat yang pernah bisa dicapai!
Bahkan seperti yang kita ketahui, sebelum tiba pun New Horizons sudah menyajikan foto-foto indah dan penuh misteri dari Pluto dan Charon. Cerita yang selama ini tak pernah kita ketahui akhirnya terungkap lewat foto-foto New Horizons. Dunia es nan beku itu ternyata memiliki aktivitas geologi.
Nah… sehari sebelum New Horizons tiba, seperti biasa foto terbaru dari Pluto dan Charon dikirimkan ke Bumi. Tak hanya itu, dari data awal yang sudah dikirim New Horizons, para astronom yang bekerja di misi New Horizons menjawab pertanyaan paling mendasar tentang Pluto yang sekaligus menjadi perdebatan semenjak obyek trans neptunus ini ditemukan.
Apa itu? Tak lain tak bukan ukuran Pluto!
Selama ini para astronom menemukan kesulitan untuk bisa mengetahui dengan pasti ukuran Pluto karena faktor atmosfer. Berbeda dengan Charon yang tidak memiliki atmosfer sehingga lebih mudah diketahui ukurannya dengan teleskop landas Bumi. Hasil pengamatan New Horizons juga mengkonfirmasi ulang diameter Charon yakni 1.208 kilometer.
Dari foto Pluto yang dikirim oleh New Horizons menjadi petunjuk penting yang mereduksi ketidakpastian diameter Pluto. Hasil perhitungan dari data New Horizons memberikan hasil radius Pluto adalah 1.185 ± 10 kilometer, dan diameternya 2.370 ± 20 kilometer.
Dengan demikian, Pluto kembali menempati “posisi” sebagai obyek terbesar diantara obyek-obyek serupa di Sabuk Kuiper. Perubahan atau tepatnya informasi diameter Pluto sekaligus menggeser Eris yang sejak ditemukan di tahun 2003 menempati posisi obyek terbesar di Sabuk Kuiper menggantikan Pluto.
!break!
Eris, obyek Sabuk Kuiper yang tidak memiliki atmosfer ini diketahui memiliki diameter 2.336 +/- 12 kilometer. Ukuran ini sedikit lebih besar dari ukuran Pluto saat itu yakni 2.306±20 kilometer.
Penemuan Eris inilah yang memicu para astronom untuk melakukan pengelompokkan ulang obyek mana saja yang bisa dikategorikan planet. Dan sejak tahun 2006 itulah Pluto bersama Eris, Make Make, Ceres dan Haumea ditempatkan dalam kelas baru yakni planet kerdil. Meskipun demikian, massa Pluto masih lebih kecil yakni 0,18 massa Bulan dibanding massa Eris yakni 0,23 massa Bulan.
Ada beberapa implikasi dari perhitungan diameter Pluto yang baru tersebut. Yang pertama, kerapatan planet kerdil tersebut jadi lebih rendah dari yang diperkirakan sebelumnya. Kandungan es di Pluto juga jadi lebih tinggi dibanding batuan.
Diameter yang lebih besar juga menyebabkan atmosfer jadi lebih tipis dan troposfer, lapisan atmosfer paling rendah di Pluto lebih dangkal dari yang diperkirakan sebelumnya.
Selain Pluto dan Charon, New Horizons juga mengarahkan pandangannya pada satelit kecil lainnya yakni Nix dan Hydra. Kedua satelit kecil ini hanya bisa dipelajari selama beberapa hari sebelum New Horizons berpapasan dekat dengan Pluto. Dan ini jadi kesempatan yang sangat langka.
!break!
Nix dan Hydra, dua satelit Pluto tersebut ditemukan pada tahun 2005 oleh Teleskop Hubble. Bagi Hubble, Nix dan Hydra hanyalah dua titik cahaya di langit. Demikian juga New Horizons melihat kedua satelit ini sampai minggu terakhir sebelum wahana antariksa ini berpapasan dekat dengan Pluto. Kedua bulan kecil di Pluto ini akhirnya tampak sebagai dua obyek satelit dan bukan dua titik cahaya di kejauhan. Nix dan Hydra akhirnya bisa diketahui ukurannya yakni 35 kilometer dan 45 kilometer. Hasil perhitungan tersebut sekaligus memberi informasi tambahan lainnya bagi para astronom. Permukaan kedua satelit tersebut cukup cerlang karena kehadiran es.
Bagaimana dengan Kerberos dan Styx, dua satelit Pluto lainnya? Kedua satelit yang lebih kecil dan lebih redup dari Nix dan Hydra ini lebih sulit untuk diketahui ukurannya. Akan tetapi ukuran keduanya akan dapat diketahui saat New Horizons terbang lintas di Pluto.
Selain ukuran Pluto dan satelit-satelitnya, pengamatan New Horizons juga mengungkapkan sekaligus mengkonfirmasi keberadaan tudung es di kutub Pluto terbentuk dari es metana dan nitrogen. Kehadiran tudung kutub ini memang sudah diperkirakan keberadaannya akan tetapi foto resolusi tinggi dari New Horizons menjadi kunci untuk mengetahui perbedaaannya dengan bagian ekuator. Hasilnya memang diketahui kalau komposisi es di area kutub berbeda dengan area gelap di area ekuator. Sebagai contoh, garis serapan metana di area gelap di ekuator jauh lebih lemah dibanding di kutub.
New Horizons juga mendeteksi lepasnya nitrogen terionisasi dari atmosfer Pluto 5 hari sebelum papasan dekat. Artinya New Horizons berhasil melihat atmosfer dari jarak 6 juta km padahal tim New Horizons berharap atmosfer di Pluto baru akan tampak sekitar 24 – 48 jam sebelum papasan dekat yaitu dari jarak 1 – 2,5 juta kilometer.
Bisa melihat atmosfer dari jarak sejauh itu memberi kesimpulan lain bagi para peneliti di tim New Horizons. Tampaknya kecepatan lepas dari atmosfer di Pluto ini jauh lebih besar dari yang diperkirakan sebelumnya. Jika tidak, maka diperkirakan mekanisme atmosferik di Pluto berbeda.
Penulis | : | |
Editor | : | Kontributor Singapura, Ericssen |
KOMENTAR