Berwisata tentunya tak terlepas dengan mengabadikan momen lewat kamera. Salah satu cara mendokumentasikan momen berwisata adalah dengan selfie. Namun, agar tetap aman ketika melakukan selfie di alam bebas, ada hal-hal yang perlu diperhatikan.
"Sebenarnya selfie tidak apa-apa. Tapi hormati aturan setempat. Ada aturan yang harus dipatuhi oleh wisatawan," kata fotografer senior, Don Hasman (74), kepada KompasTravel usai jumpa pers "Festival Petualang Nusantara #4" di Jakarta, Senin (10/8/2015).
Ia memberikan contoh kasus wisatawan yang terjatuh di Puncak Garuda, Gunung Merapi, Jawa Tengah. Wilayah Puncak Garuda di Gunung Merapi adalah daerah yang tidak boleh dijangkau oleh para pendaki. Oleh karena itu, lanjut Don, pelancong harus mengetahui risiko yang dihadapi jika melakukan selfie.
"Walaupun fotografi masuk ke wilayah karya seni tapi jangan sampai menyusahkan orang-orang," ujarnya.
Don berpendapat foto-foto selfie sebenarnya tak bermasalah selama dilakukan untuk dokumentasi pribadi. Ia mengatakan foto-foto selfie di alam bebas yang dipertunjukkan ke khalayak luas bertendensi hanya untuk eksistensi tanpa ada unsur pengetahuan.
"Itu adalah hal yang bahaya ketika orang lain sudah melihat foto. Orang-orang akan ikut-ikut ke sana tanpa tahu prosesnya," katanya.
Don juga menjelaskan ketika bertualang, lebih baik mengambil momen-momen yang bermanfaat bagi orang lain jika ingin fotonya disebarluaskan. Ia memberikan contoh seperti flora dan fauna yang ada jika sedang menjelajah alam bebas.
Don Hasman merupakan fotografer penjelajah senior asal Indonesia yang pernah mencapai Everest Base Camp pada tahun 1978. Don Hasman juga pernah mencapai Puncak Gunung Kilimanjaro (5.985 mdpl) di Tanzania tahun 1985. Ia tetap bersemangat dalam melakukan kegiatan alam bebas walau Oktober nanti umurnya sudah 75 tahun.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR