Tom Davise (19) dari Battersea, Inggris, menyelesaikan perjalanan sejauh 29.000 kilometer pada Minggu (8/8/2015) yang lalu dan berhasil mengumpulkan lebih dari 50.000 poundsterling untuk berbagai kegiatan amal. Dia disambut oleh sekitar 100 orang teman dan keluarga.
Selama enam bulan perjalanannya, ia harus kabur dari kawanan monyet yang menyerang, dikejar-kejar anjing di Albania, dan berlomba dengan burung Emu (Dromaius novaehollandiae) di Australia.
Saat menyentuh garis finis di Battersea, ia berkata pada kantor berita Press Association, “Saya baru saja bersepeda keliling dunia. Hal terbaik yang pernah saya rasakan. Banyak sekali rasa sakit dan penderitaan yang saya alami, jadi rasanya menakjubkan bisa tiba di garis finis.”
Tom bersepeda 161 km sehari dalam segala kondisi dan cuaca hingga ia berhasil keliling dunia. Keluarga, teman, dan para pendukungnya dapat mengikuti perkembangan perjalanannya melalui blog yang ia tulis.
Uang yang ia peroleh akan disumbangkan ke Prostate Cancer UK dan Carney’s Community yang fokus kepada pemuda difabel. Uang itu juga akan membantu Sohana Research Fund, dibuat untuk mendukung Sohana Collins (13) yang menderita Recessive Dystrophic Epidermolysis Bullosa (RDEB). Penyakit ini juga disebut “Sakit Kupu-Kupu”. Tak dapat disembuhkan dan termasuk penyakit keras karena membuat kulit melepuh.
“Saya bertemu sendiri dengan Sohana, melihatnya harus melalui kondisi seperti itu setiap hari saja sudah menginspirasi. Saya mungkin menjalani tujuh bulan yang berat, tapi ia bertahan dengan penderitaan itu seumur hidup,” kata Tom sambil bergelinang air mata setelah sampai di garis finis.
“Kaki saya lelah. Semua itu sangat sulit. Salju, hujan, angin, bukit, pengemudi lain. Saya akan mengistirahatkan kaki saya selama beberapa hari, tapi saya akan segera bersepeda kembali.”
Ibunya, Alison, berkata ia dan suaminya Huw, seorang pengacara di kantor hukum swasta, selalu kuatir dengan kondisi anak mereka, namun mereka bangga dengan apa yang telah anak mereka capai.
“Ia punya beberapa momen buruk seperti dikejar anjing di Albania. Tapi ia bisa pulih, meskipun kurasa jantungnya agak berdetak kencang. Ada juga momen istimewa saat ia menyadari sedang berkendara di sebelah burung emu di Australia. Burung emu itu berada tepat di sebelahnya dan berlari bersamanya,” katanya.
“Ini bukan soal rentan waktu saja. Kami benar-benar bangga. Rasanya agak seperti mimpi. Tom pasti merasa seperti mimpi,” tambah Alison.
Tom menghabiskan bertahun-tahun untuk menyiapkan perjalanannya, Meskipun Guinness Book of Records belum memverifikasi Tom sebagai orang termuda yang pernah menyelesaikan perjalanan ini, namun ada kemungkinan Tom bisa memperoleh gelar itu.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR