Materi gelap merupakan materi yang tak terlihat dan terabaikan yang melayang di alam semesta. Menurut teori, materi gelap merupakan materi penting penghasil gaya gravitasi yang menahan galaksi Bima Sakti tetap pada tempatnya.
Menurut Rafael Lang, seorang asisten profesor fisika di Purdue University menjelaskan, tak ada gravitasi serupa gravitasi yang dihasilkan materi gelap yang mampu menahan galaksi-galaksi di alam semesta seperti yang dihasilkan oleh materi gelap.
“Galaksi (Bima Sakti) berputar tanpa henti secara cepat; bintang, planet, dan objek-objek lainnya akan saling melayang ke arah yang berbeda jika tidak tertahan oleh gaya gravitasi,” jelasnya, merujuk pada gaya gravitasi yang dihasilkan materi gelap.
“Saat kami mengukur total gaya gravitasi dari massa yang telah diketahui, tak ada yang memiliki gaya gravitasi sekuat gravitasi materi gelap untuk menjaga galaksi tetap menyatu,” tambahnya.
Berdasarkan teori itulah, Lang melakukan penelitian untuk mendeteksi materi gelap di alam semesta.
Hasil studi yang ia lakukan dan dimuat di jurnal Science and Physical Reviews Letter ini menjelaskan, detektor XENON100 dengan sensifitas tinggi yang dibuat untuk mendeteksi materi gelap telah berhasil menemukan suatu titik materi gelap di alam semesta.
Dengan sensitivitas tinggi XENON100 itu, menurut Lang, bisa membebaskan tim peneliti internasional lain dari kebutuhan untuk membatasi analisis hanya pada sebagian data yang diperoleh. “Mencari tiap-tiap sinyal dari materi gelap yang lemah dan sulit ditangkap, dengan segala peristiwa kosmis lain yang terjadi di sekelilingnya, merupakan hal yang sangat sulit dilakukan,” jelas Lang, seperti yang dikutip dari phys.org.
Lang menjelaskan keunggulan detektor XENON100 yang tak perlu “memotong” bagian yang tertangkap sistem untuk melihat materi gelap. Tim bisa melihat ke segala arah dalam data, termasuk ke peristiwa-peristiwa yang melatari materi gelap, tanpa perlu memotongnya. “Dengan begitu, kita bisa mencari bukti keberadaan materi gelap di segala tempat yang tak kita duga sebelumnya, dan hal itu sangat baik mengingat tak ada seorangpun yang tahu secara tepat di mana materi gelap berada,” tutupnya.
Penulis | : | |
Editor | : | Aris |
KOMENTAR