Sebuah tim peneliti dari MIT telah menciptakan polimer logam sensitif yang berubah warna dalam menanggapi variasi kimia atau fisik dalam lingkungan mereka. Hasil penelitian tersebut diterbitkan baru-baru ini dalam Journal of American Chemical Society.
Penulis studi menyatakan, bahan tersebut dapat digunakan untuk mendeteksi perubahan kimia dalam lingkungan, bahkan perubahan mekanis dalam struktur atau cairan.
Gel itu terbuat dari polimer yang biasa disebut polyethylene glycol dikombinasikan dengan logam tanah langka. Bentuk koneksi khusus ini disebut ikatan koordinasi logam yang membuat gel menjadi kuat dan dapat memulihkan diri, tapi masih tetap sangat sensitif terhadap lingkungannya.
Ketika ikatan diubah dengan kehadiran sebuah molekul tertentu yang dipilih peneliti, gel tersebut akan memancarkan cahaya. Pada awalnya gel berwarna putih dan akan berubah menjadi hijau atau merah ketika lingkungan sekitar berubah. Gel dapat digunakan sebagai kertas lakmus untuk mendeteksi jika ada polutan tertentu di lingkungan dalam periode yang cukup lama.
Meskipun peneliti tidak memiliki rencana untuk memasarkan gel ini, tampaknya tidak terlalu sulit membuatnya sendiri. Hydrogel mudah ditemukan karena banyak digunakan dalam percobaan Biologi dan Kimia, meski logam tanah langka mungkin akan sulit didapatkan.
Penemuan gel tersebut terdengar seperti pilihan tepat untuk lingkungan yang sensitif, karena bahan-bahannya tak beracun. Tapi belum jelas seberapa baik polimer akan bertahan di lingkungan yang keras, dan apakah kemampuannya berubah warna akan terpengaruh oleh kondisi tersebut.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR