Bukan hanya manusia di Singapura yang dibuat terbatuk-batuk karena kabut asap. Hewan pun tidak berdaya dalam menghadapi kabut yang sudah menyelubungi negeri Singa selama sebulan terakhir ini.
Lembaga Perawatan Hewan mencatat peningkatan sebesar 20 persen untuk jumlah hewan yang dibawa berobat dengan gangguan iritasi mata. Juga terjadi peningkatan 30 persen untuk hewan dengan gangguan pernapasan. Anjing merupakan hewan yang paling rentan karena menghabiskan banyak waktu di ruang terbuka.
"Akhir-akhir ini, kita dikunjungi empat sampai lima ekor anjing yang terbatuk-batuk setelah dibawa berjalan pagi atau sore. Spesies anjing yang memiliki mata yang sangat besar atau hidung yang pendek adalah yang paling banyak didera masalah radang mata dan batuk," kata dr Cherly Tay, pemilik hewan peliharaan.
Di Singapura sendiri, banyak warga memilih mengurangi waktu membawa hewan peliharaannya untuk berjalan-jalan di ruang terbuka.
"Secara umum, saya tidak membawa anjing saya keluar ketika kondisi kabut asap cukup buruk, hewan terganggu. Kita manusia pun, keluarga, putri, dan juga saya terganggu," tutur Maria Lewis yang memelihara seekor anjing.
Dokter Hewan di Singapura telah memberikan saran kepada pemilik hewan untuk memperhatikan gejala-gejala gangguan kesehatan akibat kabut asap ini, misalnya perubahan cara bernapas, juga meminta pemilik hewan untuk membiarkan hewan di dalam rumah jika kondisi kabut memburuk.
Penulis | : | |
Editor | : | Dini Felicitas |
KOMENTAR