Zaman modern seperti sekarang, membina keluarga dan mengasuh anak harus dilakukan bersama-sama, oleh ayah dan ibu, hal ini biasa disebut dengan co-parenting.
Jadi, semua urusan anak tak melulu sepenuhnya tanggung jawab ibu. Namun, ayah juga harus memiliki peran signifikan dalam tumbuh kembang si kecil.
Dosen dan psikolog dari Universitas Indonesia, Rini Hildayani MSi menjelaskan, ada stigma yang berkembang bahwa tanggung jawab seorang ayah adalah sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Sementara itu, tugas ibu adalah mengurus rumah tangga dan mengasuh anak. Stigma seperti ini, kata Rini, harus dihilangkan dan penting untuk disadari bahwa rumah tangga dibangun oleh suami dan istri.
Rini memaparkan, ada banyak manfaat terkait perkembangan anak yang terlihat apabila ayah terlibat dalam pengasuhan. Terkait perkembangan kognitif, ayah yang terlibat dalam pengasuhan akan memberikan dampak positif pada perkembangan kognitif anak di usia dini. Selain itu, kemampuan sosial dan emosi anak pun lebih baik saat menginjak usia tiga tahun.
"Ayah yang terlibat akan memiliki anak yang mempunyai toleransi lebih tinggi terhadap stres dan frustasi serta bisa mengendalikan emosi lebih baik. Anak juga akan mempunyai keyakinan diri dan merasa mampu menghadapi lebih ketika ayah terlibat," jelas Rini pada acara talkshow Menjadi Ayah Hebat Bagi Si Kecil di Kota Kasablanka, Sabtu (3/10/2015).
Selain itu, momentum kelahiran anak kedua juga diyakini Rini sebagai salah satu kesempatan yang amat baik bagi ayah untuk turut terlibat dalam pengasuhan anak. Ketika ibu, otomatis lebih mencurahkan waktu dan perhatian kepada bayi, maka ayah dapat terlibat dalam mengasuh anak yang lebih tua.
"Ketika ayah terlibat dengan misalnya main dengan anak dan ketika anak sudah punya adik maka peran ayah sangat besar. Ketika ayah terlibat dengan si kakak dan ibu lebih fokus kepada adik, maka kakak lebih mampu mengembangkan perilaku sosial, seperti berbagi atau membantu adiknya," tutur Rini.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR