Berns menjelaskan, bahwa konektivitas ini tetap ada meski siswa tidak lagi membaca buku apapun.
Para peneliti juga memperhatikan peningkatan konektivitas di daerah otak yang dikenal sebagai pusat sulkus. Ini adalah daerah sensor motorik otak yang utama, yang berhubungan dengan pembentukan represntasi sensasi tubuh.
Para peneliti memberi contoh, ketika kita membayangkan gerakan berjalan, kita bisa mengaktifkan neuron di otak yang berhubungan dengan gerakan fisik yang sebenarnya dari berjalan.
Menariknya, perubahan saraf bukan merupakan reaksi instan semata tapi menetap lama jauh setelah kita selesai membaca buku.
Berns mengatakan, temuan mereka menunjukkan bahwa membaca novel dapat membawa Anda masuk ke dalam tubuh tokoh utama dan otak Anda bekerja selayaknya si tokoh tersebut.
"Dan semakin banyak buku yang Anda baca, semakin banyak tokoh yang Anda resapi, semakin meningkat juga kemampuan berbahasa dan motorik Anda," tambah Berns.
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR