Nationalgeographic.co.id—Sebuah tim astronom internasional yang dipimpin oleh peneliti dari Belanda tidak menemukan jejak materi gelap di galaksi AGC 114905, meskipun mereka telah melakukan pengukuran rinci selama 40 jam dengan teleskop canggih. Mereka akan mempresentasikan temuan mereka ini di jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society yang masih tahap penulisan, untuk lengkapnya bisa Anda baca terlebih dahulu di arXiv berjudul No need for dark matter: resolved kinematics of the ultra-diffuse galaxy AGC 114905 yang dipublikasikan pada 30 November 2021.
Ketika Pavel Mancera Piña dari Universitas Groningen dan ASTRON, Belanda beserta rekan-rekannya menemukan enam galaksi dengan sedikit atau tanpa materi gelap, mereka diberi tahu "ukur lagi, Anda akan melihat bahwa akan ada materi gelap di sekitar galaksi Anda." Namun, setelah empat puluh jam lebih pengamatan terperinci menggunakan Very Large Array (VLA) di New Mexico (Amerika Serikat), bukti galaksi bebas materi gelap semakin kuat.
Galaksi yang dimaksud dalam penelitian ini, adalah AGC 114905, berjarak sekitar 250 juta tahun cahaya. Ini diklasifikasikan sebagai galaksi kerdil ultra-difusi, dengan nama 'galaksi kerdil' mengacu pada luminositasnya dan bukan ukurannya. Galaksi ini kira-kira seukuran Bimasakti kita sendiri tetapi berisi seribu kali lebih sedikit bintang. Gagasan yang berlaku adalah bahwa semua galaksi, dan tentu saja galaksi kerdil ultra-difusi, hanya bisa ada jika mereka disatukan oleh materi gelap. Tapi faktanya berkata lain.
Tim peneliti telah mengumpulkan data tentang rotasi gas di AGC 114905 antara Juli dan Oktober 2020 menggunakan teleskop VLA. Kemudian, mereka membuat grafik yang menunjukkan jarak gas dari pusat galaksi pada sumbu x dan kecepatan rotasi gas pada sumbu y. Grafik menunjukkan bahwa gerakan gas di AGC 114905 dapat dijelaskan sepenuhnya hanya dengan materi biasa.
Source | : | techexplorist.com |
Penulis | : | Wawan Setiawan |
Editor | : | Mahandis Yoanata Thamrin |
KOMENTAR