Para peneliti telah menganalisis DNA dari tulang-belulang yang ditemukan di Anatolia, Turki. Dari situ mereka menemukan adanya kemiripan antara DNA beberapa petani di Eropa dengan DNA tulang-belulang yang baru ditemukan itu. Itu artinya, petani pertama di Eropa (bisa jadi) berasal dari Turki--bukan dari Mesopotamia, seperti yang selama ini dipercaya.
Mereka yakin bahwa penyebaran dari Turki ke Eropa itu terjadi sekitar 8000 tahun yang lalu. Dan ini, oleh mereka dianggap sebagai tonggak munculnya peradaban baru—terlebih cara hidup manusia Eropa—yang mengubah tradisi sebelumnya yaitu berburu dan meramu.
Seperti disinggung di awal, perkiraan pertama menyebutkan, pertanian di Eropa berasal dari wilayah Levant di Mediterania Timur (sekarang meliputi Israel, Lebanon, Suriah, dan Yordania). Tapi hepotesa itu kemudian dibantah setelah ditemukannya sisa-sisa petani di Anotolia, Turki, yang dianggap sebagai titik awal revolusi pertanian di Eropa.
“Hasil penelitian kami menekankan pentingnya Anatolia untuk kehidupan prasejarah di Eropa,” ujar Anders Götherstörm, kepala peneliti arkeogenetik di laboratorium penelitian arkeologi, Stockholm University. “Tapi untuk memahami bagaimana pertanian dibangun, kami perlu lebih dalam menyelami bahan-bahan dari Levant.”
Seperti disinggung di awal, temuan ini berasal dari analisis DNA tulang-belulang manusia yang ditemukan di sebuah pemukiman kuno di Kumtepa, Troas, barat laut Anatolia, Turki. Sisa-sisa kerangka itu diduga milik petani Neolitik yang mendiami wilayah ini pertama kali, yang akhirnya memunculkan kota Troy.
Tim yang berada di belakang penelitian ini kemudian membandingkan DNA petani Neolitik itu dengan materi genetik dari petani kuno lainnya di Eropa dan DNA dari orang-orang Eropa modern.
“Saya tidak pernah bekerja dengan bahan serumit ini,” tutur Ayca Omrak, penulis utama dari penelitian ini. “Saya bisa menggunakan DNA dari Kumptepe untuk melacak para petani di Eropa. Yang menyenangkan lagi, ini adalah prekursor Troy.”
Penulis | : | |
Editor | : | Irfan Hasuki |
KOMENTAR