Perayaan Imlek tidak hanya membawa berkah kepada warga etnis Tionghoa saja, tetapi juga bagi para pedagang di sekitar kawasan klenteng.
Di Klenteng Boen Tek Bio, yang terletak di kawasan Pasar Lama Tangerang, misalnya, momen perayaan Imlek dimanfaatkan dengan baik oleh pedagang di sekitar klenteng.
Salah satu penjual pernak-pernik Imlek, Didi Kusnadi (51) mengatakan bahwa ketika perayaan Imlek dalam sehari dirinya bisa meraup omset hingga 4 juta rupiah.
"Kalau penjual yang punya toko, bisa dapat sampai puluhan juta sehari," katanya.
Ia biasa menjajakan dagangannya dengan gerobak, tepat di depan klenteng. Berbagai pernak-pernik Imlek seperti lampion, angpao, gantungan Imlek tersusun rapi di gerobaknya.
Harga yang ditawarkan pun bervariasi. Untuk lampion berukuran kecil, ia mematok harga Rp 75.000, sementara untuk ukuran besar seharga Rp 125.000.
Angpao dijual dengan kisaran harga Rp 3.500 hingga Rp 5.000, sesuai ukurannya. Sedangkan gantungan aneka bentuk berwarna emas bisa dibawa pulang dengan harga Rp 25.000- Rp 35.000.
Didi menuturkan bahwa dirinya sudah berjualan di depan Klenteng Boen Tek Bio sejak tahun 1995. Di hari-hari biasa ia menjual teh, namun jika menjelang perayaan besar seperti Imlek, ia beralih menjadi penjual pernak-pernik.
"Kalau udah mendekati puncak acara, ramai mbak, pendapatan lumayan. Tapi kalau hujan gini, ya susah juga. Saya harus nutupin dagangan biar nggak basah," ujarnya ketika ditemui sehari sebelum Imlek.
Selain penjual pernak-pernik, pedagang yang juga diuntungkan dengan adanya perayaan Imlek ialah penjual bunga.
"Kalau Imlek begini, pendapatan bisa naik sampai 50 persen lebih," ungkap Endang Lisnawati, pedagang bunga di Pasar Lama Tangerang.
Masyarakat yang merayakan Imlek biasanya memiliki tradisi meletakkan bunga di altar atau di ruang tamu.
Bunga segar diyakini akan membawa keceriaan, semangat, dan keberuntungan di tengah kemeriahan pergantian tahun.
Penulis | : | |
Editor | : | Julie Erikania |
KOMENTAR